Kamis, 10/10/2019
Kamis, 10/10/2019
Polisi dan warga pendukung calon kades saling dorong karena tidak terima hasil pilkades. (Foto:sabri/korankaltimcom(
Kamis, 10/10/2019
Polisi dan warga pendukung calon kades saling dorong karena tidak terima hasil pilkades. (Foto:sabri/korankaltimcom(
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG-Tak terima calon kepala desa jagoannya kalah dalam pemungutan suara Pilkades, sekelompok orang membuat kerusuhan.
Mereka menuding, calon yang memenangkan Pilkades tersebut melakukan politik uang. Massa pun mendatangi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar.
Tidak terima dengan penjelasan dari pejabat DPMD, massa makin beringas. Aksi saling dorong pun terjadi antara polisi dan ratusan pendukung calon kades yang keberatan.
"Kami tidak terima dengan hasil pilkades karena terjadi politik uang, " kata salah satu koordinator aksi.
Polisi tidak bisa membendung aksi massa. Polres Kukar harus menurunkan satu peleton lagi. Untuk membuyarkan konsentrasi massa, petugas menyemburkan gas air mata. Pendemo berlarian.
Aksi sepenuhnya bisa ditangani setelah salah satu provokator diamankan polisi. Massa pun langsung membubarkan diri.
Demikianlah skenario yang disimulasikan Polres Kutai Kartanegara (Kukar) usai menggelar apel pasukan pengamanan pemilihan kepala desa (Pilkades) 2019 di halaman parkir, Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kamis (10/10/2019) pagi tadi.
Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar menuturkan, simulasi ini dapat memberi gambaran kepada pasukan pengamanan jika sewaktu-waktu ada gangguan Kantibmas dalam Pilkades serentak pada 16 Oktober 2019 yang akan diikuti 108 desanse-Kukar.
"Ini hanya merupakan simulasi sebagai upaya memberikan gambaran umum kapada aparat keamanan, terkait langkah apa yang harus diambil jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
penulis: Sabri
Editor : M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.