Rabu, 06/11/2019
Rabu, 06/11/2019
Pertamina Hulu Mahakam melibatkan kontraktor lokal untuk mengerjakan proyek Brown Field guna meningkatkan cadangan gas di Lapangan Peciko. (Foto: Istimewa/KoranKaltim.Com)
Rabu, 06/11/2019
Pertamina Hulu Mahakam melibatkan kontraktor lokal untuk mengerjakan proyek Brown Field guna meningkatkan cadangan gas di Lapangan Peciko. (Foto: Istimewa/KoranKaltim.Com)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja Mahakam mengumumkan dimulainya salah satu milestone di proyek pemasangan booster compressor dan deck extension di platform SWP-G Lapangan Peciko.
Milestone tersebut adalah pemotongan plat baja pertama sebagai tanda dimulainya tahap konstruksi proyek Peciko 8A yang dilakukan di fasilitas PT Asta Rekayasa Unggul, Kutai Kartanegara pada Kamis, 31 Oktober 2019 lalu.
General Manager PHM John Anis mengatakan proyek ini merupakan pengembangan dari fasilitas pertama di PHM dan keberhasilan proyek ini diharapkan akan menjadi standar untuk pelaksanaan proyek brown field selanjutnya.
"Kami mengerahkan terus mencari berbagai terobosan dan inovasi dalam upaya menahan laju penurunan produksi alamiah, namun dengan tetap mengutamakan keselamatan, efisiensi, dan pengambilan risiko yang terukur," kata John Anis, Rabu (6/11/2019).
Objektif dari proyek ini adalah penambahan cadangan di Peciko sebesar 7.3 BSCF gas dan 34 kbbls kondensat, dengan cara menurunkan tekanan alir kepala sumur ke mode operasi sangat rendah (LLP – Low Low Pressure) untuk sumur-sumur di platform SWP-G.
Selanjutnya proyek-proyek booster compressor sejenis dipersiapkan untuk beberapa platform di lapangan Peciko untuk penambahan cadangan. Lebih jauh, booster compressor sedang dikaji untuk diterapkan pula pada lapangan offshore lainnya yaitu lapangan Sisi Nubi dan South Mahakam.
Proyek senilai USD15,3 juta ini dikerjakan oleh kontraktor asli Kalimantan Timur (PT Asta Rekayasa Unggul) dengan melibatkan 100 persen pekerja dari masyarakat Samboja dan sekitarnya.
Dirinya menggarisbawahi pengerjaan proyek dengan nilai yang cukup besar oleh kontraktor lokal merupakan bentuk kepercayaan PHM terhadap kemampuan perusahaan yang berada di sekitar wilayah operasi. "sekaligus sebagai wujud komitmen pemberdayaan masyarakat," tandasnya.
Basic engineering sudah mulai dikerjakan sejak kuartal pertama 2018, sementara pengerjaan proyek diharapkan selesai di kuartal ketiga 2020.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Luky Yusgiantoro, Head of Division Engineering Contruction and Project PT Pertamina Hulu Mahakam Jarot Wahyudianto dan Direktur PT Asta Rekayasa Unggul Suyono Hartowo. (*)
Penulis/Editor : */Hendra
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.