Rabu, 08/01/2020
Rabu, 08/01/2020
Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo saat menunjukkan tembok yang dilalui oleh almarhum saat kabur, tepat di belakang bangsalan almarhum. (Foto: Nancy/korankaltimcom)
Rabu, 08/01/2020
Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo saat menunjukkan tembok yang dilalui oleh almarhum saat kabur, tepat di belakang bangsalan almarhum. (Foto: Nancy/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Andi Tommy Alun Samudra Koleba dipastikan tak bisa melihat kelahiran anaknya yang tinggal menunggu waktu. Pasalnya, pria 21 tahun itu meninggal dunia dan ditemukan mengapung di perairan Sangasanga, Kutai Kartanegara yang ironisnya masih dengan borgol di tangan.
Ya, pria yang akrab disapa Tommy itu meregang nyawa karena berusaha melarikan diri setelah ditangkap polisi karena kasus pencurian kendaraan bermotor (Ranmor) dan Tommy yang ditemukan pada Senin (6/1/2020) lalu merupakan target operasi (TO) jajaran Polsek Samarinda Seberang karena jadi penadah barang curian.
Semua berawal saat polisi Polsek Samarinda Seberang melakukan pengembangan kasus curanmor dimana rekan Tommy Fauzi diamankan terlebih dahulu dan dari pemuda 24 tahun itu didapatkan informasi motor curian diberikan kepada almarhum Tommy.
Jumat (3/1/2020) lalu sekitar pukul 19.30 WITA polisi menggerebek tempat tinggal Tommy di bangsalan KH Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam Kelurahan Loa Janan Ilir. Saat itu, almarhum sedang berada di rumah bersama dengan istrinya yang sedang hamil 8 bulan dan hanya menunggu hitungan hari untuk melahirkan.
"Kami melihat istrinya hamil dan almarhum awalnya pro aktif saat kami amankan dan kami borgol. Saat kami meminta menunjukkan barang bukti hasil tadahan di salah satu kamar tempat dia membongkar motor, petugas kami ada yang baru dating dan merasa tak diawasi dia langsung kabur, dengan memanjat tembok setinggi satu meter lebih," ungkap Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo Rabu (8/1/2020) hari ini.
Petugas kehilangan jejak almarhum hingga ditemukan terapung di perairan Sungai Mahakam. Namun didapatkan informasi setelah kabur Tommy sekitar pukul 22.45 WITA mendatangi rumah ibu tirinya di Jalan Bung Tomo untuk bersembunyi dan meminta uang sebanyak Rp17 ribu. "Karena ibu tirinya takut setelah memberi uang menyuruh almarhun bersembunyi di luar karena tahun anaknya residivis kasus curanmor 2016 lalu," terang Suko kepada wartawan.
Tetapi Suko mengakui pihaknya tidak mengetahui secara jelas, bagaimana Tommy meninggal hingga ditemukan di perairan Sangasanga. "Kalau kronologisnya kami tidak tahu, bagaimana dia bisa sampai disana," jelas Suko. (*)
Penulis: Nancy
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.