Selasa, 14/01/2020

BPJS Kesehatan Akui Terlambat Bayar Klaim RS Panglima Sebaya

Selasa, 14/01/2020

BPJS Kesehatan mengaku terjadi defisit anggaran secara nasional yang mengakibatkan pembayaran klaim ke RS Panglima Sebaya menjadi terlambat. (Foto: Dwi Cahyo/KoranKaltim.Com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

BPJS Kesehatan Akui Terlambat Bayar Klaim RS Panglima Sebaya

Selasa, 14/01/2020

logo

BPJS Kesehatan mengaku terjadi defisit anggaran secara nasional yang mengakibatkan pembayaran klaim ke RS Panglima Sebaya menjadi terlambat. (Foto: Dwi Cahyo/KoranKaltim.Com)

KORANKALTIM.COM, TANA PASER - Keterlambatan pembayaran atas klaim yang diajukan pihak Rumah Sakit (RS) Panglima Sebaya terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Paser masih terjadi. Bahkan belum bisa mencapai N-1.

Artinya pembayaran klaim BPJS Kesehatan berdasarkan data yang masuk belum bisa memenuhi satu bulan sebelumnya.

Kepala BPJS Kesehatan Paser Noormini mengakui keterlambatan pembayaran klaim tersebut. 

"Benar telah terjadi keterlambatan pembayaran klaim yang belum mencapai N-1," kata Noormini, Selasa (14/1/2020).

Pihaknya telah melakukan percepatan untuk mengejar ketertinggalan pengajuan klaim dari pihak rumah sakit. Mengingat pengajuan hanya boleh dilakukan satu kali dalam satu bulan.

Tetapi berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat yang difasilitasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paser beberapa waktu lalu, pihak rumah sakit diperbolehkan mengajukan klaim dua kali dalam satu bulan.

Hal tersebut dilakukan karena posisi pembayaran Klaim BPJS Kesehatan baru pada posisi N-3. Berlaku sejak Januari tahun ini.

"Dengan ini kami harap bisa mengejar ketertinggalan klaim dari RS Panglima Sebaya," ujarnya.

Sehingga dengan semakin cepat pengajuan klaim dari rumah sakit, maka semakin cepat pula pelaksanaan verifikasi dari BPJS Kesehatan.

Selain permasalahan tersebut ia juga mengakui BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran secara nasional. "Tentu ini menjadi faktor keterlambatan pembayaran klaim ke rumah sakit," pungkasnya.


Penulis : Dwi Cahyo

Editor : Hendra


BPJS Kesehatan Akui Terlambat Bayar Klaim RS Panglima Sebaya

Selasa, 14/01/2020

BPJS Kesehatan mengaku terjadi defisit anggaran secara nasional yang mengakibatkan pembayaran klaim ke RS Panglima Sebaya menjadi terlambat. (Foto: Dwi Cahyo/KoranKaltim.Com)

Berita Terkait


BPJS Kesehatan Akui Terlambat Bayar Klaim RS Panglima Sebaya

BPJS Kesehatan mengaku terjadi defisit anggaran secara nasional yang mengakibatkan pembayaran klaim ke RS Panglima Sebaya menjadi terlambat. (Foto: Dwi Cahyo/KoranKaltim.Com)

KORANKALTIM.COM, TANA PASER - Keterlambatan pembayaran atas klaim yang diajukan pihak Rumah Sakit (RS) Panglima Sebaya terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Paser masih terjadi. Bahkan belum bisa mencapai N-1.

Artinya pembayaran klaim BPJS Kesehatan berdasarkan data yang masuk belum bisa memenuhi satu bulan sebelumnya.

Kepala BPJS Kesehatan Paser Noormini mengakui keterlambatan pembayaran klaim tersebut. 

"Benar telah terjadi keterlambatan pembayaran klaim yang belum mencapai N-1," kata Noormini, Selasa (14/1/2020).

Pihaknya telah melakukan percepatan untuk mengejar ketertinggalan pengajuan klaim dari pihak rumah sakit. Mengingat pengajuan hanya boleh dilakukan satu kali dalam satu bulan.

Tetapi berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat yang difasilitasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paser beberapa waktu lalu, pihak rumah sakit diperbolehkan mengajukan klaim dua kali dalam satu bulan.

Hal tersebut dilakukan karena posisi pembayaran Klaim BPJS Kesehatan baru pada posisi N-3. Berlaku sejak Januari tahun ini.

"Dengan ini kami harap bisa mengejar ketertinggalan klaim dari RS Panglima Sebaya," ujarnya.

Sehingga dengan semakin cepat pengajuan klaim dari rumah sakit, maka semakin cepat pula pelaksanaan verifikasi dari BPJS Kesehatan.

Selain permasalahan tersebut ia juga mengakui BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran secara nasional. "Tentu ini menjadi faktor keterlambatan pembayaran klaim ke rumah sakit," pungkasnya.


Penulis : Dwi Cahyo

Editor : Hendra


 

Berita Terkait

Lokasi CFD Tenggarong Pindah Besok Pagi, SK2 Bakal Bagikan 200 Sapoh untuk Para Pedagang

Pj Gubernur Kaltim Pantau Banjir di Mahulu, Penyaluran Listrik, Bantuan Pangan dan Air Bersih jadi Prioritas Awal

Dukung Gerakan Literasi Desa, Paser Terima Mobil Pusling diJakarta

Warga RT 13 Kelurahan Baru, Tenggarong Berembuk Manfaatkan Dana Rp50 Juta

Setelah Balikpapan, Dinkes Kaltim Siap Vaksinasi Lima Ribu Anak di Kota Samarinda

Dinsos Kaltim Kirim 1.500 Paket ke Mahulu, Kemensos RI juga Segera Beri Bantuan

Ribuan Orang Hadiri Tabligh Akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Al Qadar Tenggarong Siang Tadi

Kecamatan Tabang Diterjang Banjir Imbas Hujan di Hulu Sungai Belayan, BPBD Kukar Turunkan Tim Pantau Potensi Banjir Kiriman dari Mahulu

Hendak Menyeberang Jalan Saat Banjir di Mahulu, Karyawan Warung PHP Sebenaq Meninggal Dunia Pagi Tadi

Aktivitas Warga di Ibu Kota Mahulu Mulai Normal Setelah Sempat Diterjang Banjir

Kerap Mencuri di Rumah Kosong, Warga Perum Handil Kopi Sambutan Diciduk Polisi

Pabrik Smelter di Sangasanga Kembali Terbakar, Tiga Orang Alami Luka-Luka

Proyek Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan di Tanjung Redeb Habiskan Anggaran Rp23,7 Miliar

Pengembangan Lahan Kakao Berau Baru 500 Hektare, Kelompok Tani Diminta Tak Alih Fungsikan Lahan

Ketergantungan Kaltim pada Sektor Pertambangan jadi Sorotan

Petani Kakao di Berau Diminta Bermitra dengan Perusahaan

Libatkan 14 Perusahaan, Disnaker Samarinda Buka Job Fair Pekan Depan

Aplikasi Perjalanan Dinas Dikritisi Anggota DPRD Samarinda, Sebut Jalan-Jalan untuk Adopsi Tata Kota

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.