Senin, 20/01/2020
Senin, 20/01/2020
Aktivis GLK, Erwan Riyadi
Senin, 20/01/2020
Aktivis GLK, Erwan Riyadi
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Literasi di Kukar masih sangat minim. Selain minat baca yang kurang, hal itu juga ditandai dengan minimnya produk literasi berbentuk tulisan yang mengangkat kearifan lokal. Ini menyebabkan minimnya buku-buku yang menjadi rujukan jika berbicara tentang Kutai.
Misalnya terkait buku-buku budaya Kutai. Pertanyaan seperti buku apa saja yang menjadi rujukannya akan sangat sulit terjawab. Mau tak mau merujuk ke buku lama, seperti tulisan mantan Bupati Kukar Achmad Dahlan yang berjudul Salasilah Kutai.
"Terus buku baru ada enggak? Ada tapi tidak banyak. Dan beruntung kita punya beberapa anggota yang aktif menulis, sejak 1-2 tahun belakangan dia mulai banyak menulis buku, dan kalau mau bicara Kutai literasi ya sudah mulai bertambah," kata pegiat literasi Kukar Erwan Riyadi kepada Korankaltim.com, belum lama ini.
Selain itu, terkait dengan minat baca, secara nasional indeks minat membaca rendah. Peringkat literasi negara-negara di dunia yang dirilis Central Connecticut State University (CCSU) pada 2016 lalu, Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei, satu peringkat di atas negara Botswana.
"Anehnya lagi kita tahu data itu tapi tidak turut prihatin, biasa saja. Sesuatu yang sangat-sangat penting tidak dianggap serius, literasi itu serius. Karena fakta menunjukan, negara-megara maju itu pasti literasi ya bagus," ujarnya.
Menurutnya, hal ini sebab dari sistem pendidikan yang lebih mengedepankan kuantitas seperti tuntutan setiap siswa untuk menguasai beberapa bidang sekaligus.Otomatis, pemerintah harus merubah kebijakan.
Dengan dipilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Erwan optimistis akan ada perubahan yang fundamental jika melihat latar belakang pendidikan Nadiem.
"Ketika Jokowi mengangkat menteri dengan gaya seperti Nadiem, itu sinyal sebetulnya akan ada perubahan. Perubahan seperti apa, aku pikir perubahannya akan fundamental," pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor: M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.