Senin, 17/02/2020

Temui Hotman Paris Psikologis Ibunda Yusuf Disebut Kembali Krisis

Senin, 17/02/2020

Psikolog P2TP2A Samarinda, Ayunda Ramadhani saat menjelaskan terkait pendampingan yang dilakukan terhadap ibunda Yusuf pasca mengetahui anaknya meninggal mengenaskan, Senin (17/2/2020) konfrensi pers bersama awak media. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Temui Hotman Paris Psikologis Ibunda Yusuf Disebut Kembali Krisis

Senin, 17/02/2020

logo

Psikolog P2TP2A Samarinda, Ayunda Ramadhani saat menjelaskan terkait pendampingan yang dilakukan terhadap ibunda Yusuf pasca mengetahui anaknya meninggal mengenaskan, Senin (17/2/2020) konfrensi pers bersama awak media. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Kasus balita Ahmad Yusuf Gazali (4) yang ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan Ahad, 8 Desember 2019 silam di Anak Sungai Karang Asam, tepatnya di Jalan Pangeran Antasari II, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu, kembali menjadi perbincangan.

Hal ini terjadi, setelah ibunda balita tersebut Melisari bertandang ke pengacara kondang di Indonesia, Hotman Paris H, untuk meminta pendampingan hukum atas kasus kematian anaknya yang masih dipenuhi tanda tanya.

Melihat kasus tersebut, psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Samarinda, Ayunda Ramadhani mengatakan, kemungkinan besar, tujuan Melisari mendatangi pengacara tersebut bukan atas keinginan sendiri.

"Kami curiganya memang ada oknum yang memfasilitasi kesana," kata Ayunda saat ditemui usai konfrensi bersama dengan Kapolresta Samarinda Senin (17/2/2020) siang tadi.

Sebelum mendatangi Hotman Paris, kondisi psikologi Melisari sudah mulai normal, karena dibuktikan saat pendampingan terakhir Jumat (7/2/2020) lalu, dimana wanita 30 tahun itu menyampaikan kondisinya yang sudah mulai membaik, pasca penemuan jasad anak bungsunya.

"Artinya dia sudah mulai masuk ke fase akhir. Meskipun kedukaan seorang ibu tidak akan pernah selesai, tetapi setidaknya dia sudah bisa beraktifitas kembali," terangnya.

Berbeda ketika saat baru pertama kali mengetahui anak lelakinya tersebut meninggal dengan kondisi mengenaskan. Melisari saat itu mengalami fase krisis dimana hal tersebut suatu kejadian yang diluar prediksi seseorang.

"Fase krisis ini, seperti mengalami syok, penolakan, marah bargaining, depresi hingga akhirnya nantinya di fase penerimaan," bebernya.

Usai lepas pendampingan Melisari ke Jakarta untuk menemui Hotman Paris, hingga akhirnya kembali ke fase awal yakni krisis. "Kedatangan dia ke pengecara itu di Jakarta, sama saja membuka kembali masa krisisnya dan akhirnya teringat lagi dengan kejadian itu, sampai dia menangis," sebut Ayunda. "Jadi, fase ini dia dalam fase dimana mencari bantuan, sehingga kembali ke bargaining lagi," sambungnya.

Tetapi, kondisi yang ditunjukkan ibunda balita tersebut menurutnya adalah hal yang wajar, sehingga itu perlu dipahami, berbeda ketika hal itu terlalu di blow up di media, hingga mengabaikan fakta-fakta yang ada. "Apapun yang dia yakini, jangan sampai menghakimi. Tetapi, harus memahami bahwa itu merupakan suatu proses rumit dalam kejiwaan seseorang," kata Ayunda. (*)


Penulis: Nancy

Editor: Aspian Nur

Temui Hotman Paris Psikologis Ibunda Yusuf Disebut Kembali Krisis

Senin, 17/02/2020

Psikolog P2TP2A Samarinda, Ayunda Ramadhani saat menjelaskan terkait pendampingan yang dilakukan terhadap ibunda Yusuf pasca mengetahui anaknya meninggal mengenaskan, Senin (17/2/2020) konfrensi pers bersama awak media. (Foto: Nancy/korankaltim.com)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.