Selasa, 18/02/2020
Selasa, 18/02/2020
Orang tua RA yang ditemui wartawan di pemakaman yang saat ini tengah dilakukan pembongkaran makam guna dilakukan autopsi. (Foto: Nancy/korankaltim.com)
Selasa, 18/02/2020
Orang tua RA yang ditemui wartawan di pemakaman yang saat ini tengah dilakukan pembongkaran makam guna dilakukan autopsi. (Foto: Nancy/korankaltim.com)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Orangtua RA yang ditemukan warga tergantung di teras kanopi di Jalan Kauman Perum Grand Taman Sari (GTS) Blok B 3 No.10 Cluster Tarakan Ahad, 26 Januari bulan lalu, meyakini anak pertama mereka dari tiga saudara berusia 28 tahun itu tak gantung diri. Karena itulah keluarga RA meminta kepada kepolisian untuk mengautopsi jasad RA.
Selasa (18/2/2020) siang tadi dilakukan pembongkaran makam RA di Pemakaman Muslimin Jalan Tepian Manggis Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegara, guna dilakukan autopsi.
"Kami mengizinkan untuk dilakukan autopsi untuk mencari kebenaran dan keadilan bisa ditegakkan. Karena kami melihat ada kejanggalan di leher anak kami, itu bukan gantung diri, tetapi jeratan," ungkap Ajianur, ayah RA saat ditemui di pemakaman tadi.
Terkait dengan kehidupan rumah tangga RA dirinya mengaku tak mau terlalu campur tangan. Tetapi dirinya selalu memberikan nasehat dan masukkan terhadap anak laki-laki satunya tersebut. "Saya tidak terlalu ikut campur, tetapi memang mereka sering cekcok karena masalah ekonomi," jelas Ajianur. (*)
Penulis: Nancy
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.