Kamis, 12/03/2020
Kamis, 12/03/2020
Kepala DPMPTSP Kaltim Abdullah Sani
Kamis, 12/03/2020
Kepala DPMPTSP Kaltim Abdullah Sani
KORANKALTIM.COM,SAMARINDA- Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim mencatat, realisasi investasi Kaltim, periode Januari hingga Desember 2019 mencapai angka Rp35,62 triliun. Ini didapat dari penjumlahan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp22,67 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp12,94 triliun.
Kepala DPMPTSP Kaltim Abdullah Sani, kepada korankaltim.com mengatakan realisasi investasi tersebut melampauai target yang ditetapkan. "Target di 2019, itu Rp34,60 triliun. Sedangkan realisasinya kan Rp35,62 triliun, berarti capaiannya 102,95 persen," ujar Sani sapaan akrab Abdullah Sani, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (12/03/2020) siang.
Secara keseluruhan, total investasi pada Januari hingga Desember 2019, kata Sani masih didominasi oleh sektor usaha pertambangan. Baik PMDN maupun PMA. Subsektor pertambangan, yakni pertambangan batubara tercatat mencapai Rp8,71 triliun, dengan kata lain memberikan kontribusi terbesar terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha yaitu sebesar 48,41 persen.
"PMA juga begitu, paling tinggi pertambangan batubara. Angka realisasinya sampai 306,45 juta Dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 4,59 triliun. Kontribusinya paling tinggi juga, dari keseluruhan realisasi PMA, sampai 35,51 persen," paparnya.
Dominasi batubara pada realisasi investasi, dianggap kurang sehat. Pasalnya, kini dunia tengah ramai-ramai melakukan perpindahan, ke sektor yang sustainable atau berkelanjutan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, pemerintah harus mulai mendorong masuknya investor kepada sektor-sektor berkelanjutan. Kelapa Sawit yang kemudian diolah menjadi minyak Kelapa Sawti atau Cruide Palm Oil (CPO), disebut Tutuk sebagai salah satu komoditas yang potensial.
"Sudahlah, kita mulai mencari investor yang bisa meningkatkan nilai tambah potensi SDA (Sumber Daya Alam)kita. Upaya kita harusnya mendorong agar investor masuk ke gasifikasi, ke hilirasi CPO, minyak goreng, kosmetik, pangan. Menurut ahli, 50 persen barang di Super market itu ada bahan CPO nya. Betapa kayanya Kaltim, karena kita punya 1,2 juta hektar lahan sawit kalau 50 persen masuk ke hilirasi industri itu di proses, maka betapa kayanya Kaltim," ujar Tutuk ditemui di Kantor Kpw BI Kaltim, Jalan Gajah Mada Kota Samarinda, Kamis (12/03/2020) siang.
Untuk itu, langkah yang harus segera diambil lanjut Tutuk adalah menanyakan, apa keinginan para investor. Setelah diketahui, buat regulasi yang mendukung. "Intinya, kita cari cara bagaimana menarik investor masuk ke sektor itu," ungkapnya.
Penulis : Rusdi
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.