Rabu, 01/04/2020
Rabu, 01/04/2020
Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwitjahyono melalui melalui teleconference rilis BPS Kaltim, Rabu (01/04/2020) siang (foto: Istimewa)
Rabu, 01/04/2020
Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwitjahyono melalui melalui teleconference rilis BPS Kaltim, Rabu (01/04/2020) siang (foto: Istimewa)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Pandemi virus corona yang sejak awal Maret melanda nasional mengakibatkan terjadinya penurunan harga beberapa komoditi, termasuk bahan pokok pangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur mencatat periode Maret 2020 terjadi deflasi -0,15 persen yang dihitung berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHL) gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
“Provinsi Kaltim pada Maret terjadi deflasi sebesar -0,15 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,19 persen,” papar Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwitjahyono melalui teleconference rilis Berita Resmi Statistik BPS Kaltim, Rabu (1/4/2020).
Deflasi di Kaltim dipengaruhi oleh kedua kota pembentukannya, yaitu Samarinda dan Balikpapan. Berdasarkan data yang dirilis, rincian perkembangan IHK masing-masing Kota Samarinda dan Kota Balikpapan sama-sama mengalami deflasi sebesar -0,15 persen.
“Samarinda dan Balikpapan sama-sama terjadi deflasi hingga -0,15 persen pada Maret 2020. Samarinda tingkat inflasi per kalender sebesar 0,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,42 persen. Sementara itu, Tingkat inflasi per kalender di Balikpapan sebesar 0,55 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahunnya sebesar 1,88 persen.” Terang Anggoro.
Anggoro menerangkan deflasi Maret 2020 ini paling banyak disebabkan oleh penurunan harga komoditas makanan, seperti cabai rawit, bawang putih, daging ayam ras, dan bawang merah. Ada pun di luar dari kategori tersebut, yakni angkutan udara yang turut memberikan sumbangsih terjadinya deflasi.
Penulis: Meiliyana
Editor: Desman Minang
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.