Jumat, 10/04/2020
Jumat, 10/04/2020
Paraburuh angkut di Pelabuhan Samarinda Jalan Yos Sudarso yang terancam tak bekerja, karena penghentian sementara pelayaran ke Samarinda. (Foto:Nancy/korankaltim.com)
Jumat, 10/04/2020
Paraburuh angkut di Pelabuhan Samarinda Jalan Yos Sudarso yang terancam tak bekerja, karena penghentian sementara pelayaran ke Samarinda. (Foto:Nancy/korankaltim.com)
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Penghentian sementara aktivitas pelayaran di Pelabuhan Samarinda, membuat para buruh angkut terdampak. Pasalnya jika tak ada aktivitas pelayaran maka 150 buruh terancam tak bisa kerja mengingat mereka tergolong memiliki perekonomian menengah ke bawah dan tak memiliki penghasilan tetap.
Ditemui di Pelabuhan Samarinda Jalan Yos Sudarso Jumat (10/4/2020) hari ini, Darwis, Koordinator Buruh Angkut Pelabuhan Samarinda mengatakan penghentian aktivitas pelayaran membuat mereka bingung, bagaimana cara memenuhi kebutuhan sehara-hari keluarga mereka.
"Ya kalau tidak kerja, isi piring juga tidak ada," kata Darwis.
Setiap harinya para buruh bisa mendapatkan uang sebesar Rp150 ribu. Itu pun tak tentu. Tergantung aktivitas bongkar muat yang menggunakan jasa buruh. "Kami tidak ada gaji bulanan, makanya dapatnya tidak tentu, tergantung angkutan. Tidak ada penumpang pendapatan teman-teman juga berkurang, karena tidak ada orang yang pakai jasa kami," sambungnya.
Darwis berharap pelabuhan bisa beraktivitas seperti biasanya sehingga dirinya bersama buruh lain bisa memenuhi keperluan sehari-hari mereka dengan keluarganya. "Dampaknya besar sekali," sebut Darwis. (*)
Penulis: Nancy
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.