Jumat, 17/04/2020
Jumat, 17/04/2020
Pasien KKR2 dan dr Parlihutan Doli Siregar saat pres rilis di pendopo Bupati Kukar, Kamis (16/4/2020) malam. (Foto: Reza Fahlevi/ Korankaltim.com)
Jumat, 17/04/2020
Pasien KKR2 dan dr Parlihutan Doli Siregar saat pres rilis di pendopo Bupati Kukar, Kamis (16/4/2020) malam. (Foto: Reza Fahlevi/ Korankaltim.com)
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Kesembuhan pasien positif Covid-19, Malia M Lenakoly (KKR2) pada Kamis (16/4/2020) tentunya atas perawatan serius yang dilakukan tenaga medis RSUD Parikesit.
Malia dikabarkan cukup disiplin mengikuti anjuran untuk menerapkan physical distancing. Hal itu dimulai saat dia mengetahui, rekan satu kamarnya selama di Bogor, yakni pasien KTM1, dinyatakan positif Covid-19.
Melangkahkan kaki keluar dari kamarnya saja, dia tidak berani. Lantaran dia takut seandainya menjangkiti keluarga di rumah.
Dia bercerita, awalnya dia merasa tidak enak badan sepulangnya bertugas dari Bogor. Setelah satu pekan berlalu, dia mengalami batuk hingga suaranya pun hilang.
Saat memeriksakan diri, dia didiagnosa mengalami radang tenggorokan saja.
Namun, perlahan dia mulai merasakan sesak nafas.
Kejadian itu terjadi pada 25 Maret 2020. Dia pun dibawa ke RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang dibantu petugas medis Dinkes Kukar dan Puskesmas setempat.
"Saya merasakan sesak nafas luar biasa, sampai sangat kesulitan bernafas," kenangnya.
Setelah melewati serangkaian perawatan medis yang sangat baik, dua kali uji swab yang dilakukan terhadap Malia hasilnya negatif. Dia dinyatakan sembuh.
Namun, perempuan ini tetap dianjurkan kembali melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya.
Lantas, bagaimana kondisi paru-paru pasien setelah sembuh? Menurut dokter spesialis paru-paru RSUD AM Parikesit, dr Parluhutan Doli Siregar, pasien dengan gejala berat bisa saja meninggalkan 'bekas' di paru-parunya.
"Jadi pasien itu dibagi tiga bagian. Gejala ringan, sedang, dan berat. Jika ringan dan sedang, pasien biasanya sembuh dengan tidak meninggalkan bekas," tuturnya.
"Kalau gejala berat, itu biasanya merupakan perawatan yang lebih lama dan insentif. Kemungkinan sembuhnya ada batuk dan sesak," tandasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor: M.Huldi
Jumat, 17/04/2020
Pasien KKR2 dan dr Parlihutan Doli Siregar saat pres rilis di pendopo Bupati Kukar, Kamis (16/4/2020) malam. (Foto: Reza Fahlevi/ Korankaltim.com)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.