KORANKALTIM.COM,SAMARINDA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Kaltim, mencatat ekonomi Kaltim triwulan I 2020 mengalami perlambatan. Meskipun, tetap masih  tumbuh positif. 

Kepala Kpw BI Kaltim Tutuk SH Cahyono menjelaskan, di tengah ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan-I 2020 tetap positif dengan tumbuh sebesar 1,27 persen (yoy). 

Meski demikian, pertumbuhan tersebut masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional dan wilayah Kalimantan. "Perlambatan perekonomian Kaltim disebabkan adanya tekanan dari seluruh komponennya baik dari sisi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah daerah, maupun aktivitas ekspor. Misalnya penurunan kinerja pertambangan serta terhambatnya realisasi investasi seiring munculnya pandemi Covid-19," ujar Tutuk dalam konferensi pers, melalui aplikasi Zoom, Selasa (12/05/2020) siang.

Catatan BI, produksi batubara Kaltim mengalami kontraksi sebesar -6,17 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh positif yang bersumber dari kinerja Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang mengalami kontraksi. Di sisi Iain, realisasi investasi Kaltim pada triwulan-I 2020 juga mengalami penurunan pada hampir semua jenis investasi. 

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan-I 2020 tercatat sebesar Rp0,97 triliun setelah sebelumnya tercatat mencapai Rp2,07 triliun pada triwulan-I 2019. 

Sedangkan, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan-I 2020 baru mencapai Rp3,7 triliun lebih rendah dibanding triwulan-I 2019 yang mencapai Rp.7, 16 Triliun.  "Ini memaksa beberapa rencana investasitertunda, terutama pembelian mesin produksi dari Tiongkok dan Taiwan menyusul outbreak Covid-19," paparnya.

Pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan 1 2020,  lanjut Tutuk  ditopang oleh kinerja ekspor serta kinerja lapangan usaha industri pengolahan. 

Kinerja ekspor Kaltim tercatat tumbuh sebesar 2,86 persen (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 1,55 persen (yoy).  Hal tersebut bersumber dari peningkatan ekspor pupuk yang tercatat tumbuh cukup signifikan mencapai 404,71 persen (yoy). Peningkatan produksi tersebut sejalan dengan program kerja perusahaan pupuk di Kaltim.

Selain itu, kinerja industri pengolahan juga masih tumbuh sebesar 3,23 persen (yoy) pada triwulan-I 2020 yang bersumber dari adanya peningkatan produksi di kilang minyak Balikpapan serta aktivitas produksi Cruide Palm Oil (CPO) atau minyak Kelapa Sawit yang mengalami peningkatan pada triwulan-I 2020. 

Pertumbuhan ekonomi Kaltim selama tahun 2020 diperkirakan bisa mengalami kontraksi, jika pandemic Covid-19 berkepanjangan dan menyebabkan permintaan mitra dagang tertekan. Hal tersebut terutama bersumber dari tekanan pada sektor pertambangan. "Tapi kalau bisa segera diatasi, mungkin kita bisa tumbuh positif. Bahkan jika sebelum 2020 vaksin sudah ditemukan dan semua bisa segera teratasi 2021 bisa naik (pertumbuhan ekonomi)," pungkas Tutuk.[*]

Penulis : Rusdi 

Editor: Aspian Nur