Rabu, 03/06/2020
Rabu, 03/06/2020
Keluarga H Chusnul Dhihin, istri dan ketiga anaknya yang harusnya berhaji tahun ini. ( Foto: Olis/korankaltimcom)
Rabu, 03/06/2020
Keluarga H Chusnul Dhihin, istri dan ketiga anaknya yang harusnya berhaji tahun ini. ( Foto: Olis/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, BONTANG - Ketetapan pemerintah mengenai pembatalan naik haji 2020 sudah pasti membuat banyak pihak kecewa terutama mereka yang sudah bersiap berangkat tahun ini.
Seperti diketahui, Menteri Agama mengeluarkan surat keputusan nomor.494 tahun 2020, tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441 H/2020 M,
H Chusnul Dhihin, satu dari banyak calon jamaah yang merasakan kecewa dengan pembatalan ini. Pria asal Bontang berusia 52 tahun warga Jl Ir H Juanda, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan ini mengaku mengikhlaskan saja jika tahun ini ia dan keluarganya batal ke tanah suci Makkah.
Seharusnya, Chusnul bersama istrinya H Eni Rosida dan ketiga anaknya, akan berangkat 25 Juni 2020, karena kloter pertama.
"Kami ikhlas saja. Semua adalah kehendak Allah dan itu tentunya yang terbaik untuk kami," ujar Chusnul.
Istrinya Eni Rosida juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, mungkin ini sudah takdir karena ada virus Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia.
"Saya antara sedih, senang dan pasrah saja sih. Mungkin sudah jalannya. Kalaupun dipaksa dan masih suasana seperti ini dikhawatirkan jika ada jamaah yang kelelahan dan sakit, akan di karantina. Perjalanan kan jauh 10 jam lebih di Pesawat saat di Jeddah, ngurus pemeriksaan Pasport juga butuh waktu lama, dan pastinya kondisi jamaah banyak yang kelelahan, takutnya sakit dan virus ini kan yang diserang imunnya," ujar Eni.
Eni mengaku anak terakhirnya Hamam yang berusia 7 tahun tidak ikut berangkat haji yang membuatnya tak terlalu kecewa batal ke Tanah Suci karena tidak tega meninggalkan anak terakhirnya seorang diri di Bontang.
Sementara M Bagus Setiawan, anak pertamanya berusia 22 tahun kuliah di STT Migas Balikpapan, semester 10 juga mengatakan hal yang sama. Menurut Bagus, seharusnya tahun ini pengalaman haji pertamanya.
"Saya setuju soalnya di sana kan masih belum stabil, kalau pergi haji di sana belum tentu aman, resiko tinggi," ujar Bagus.
"Sebagai warga Indonesia, dan dalam situasi masih Pandemi Covid-19 ini, kami ikuti keputusan pemerintah, karena saya pikir itu untuk kebaikan seluruh umat, agar terhindar dari virus ini," ujar Fawaid Rafsanjani, anak kedua Chusnul dan Eni yang masih kuliah di ITS, jurusan Manajemen Bisnials, semester 4.
Anak ketiga pasangan ini juga mengatakan hal serupa. Menurut Sarah Mikyal Balqis, yang juga menjadi jamaah haji 2020 termuda asal Bontang ini mengatakan, ada perasaan sedih. Namun bagaimana lagi?
"Mau bagaimana lagi? Inikan sudah keputusan pemerintah. Lagipula bukan hanya Indonesia yang dibatalkan haji, tapi seluruh dunia," ujar gadis berusia 18 tahun, yang masih duduk di kelas 3 SMA Vidatra ini. (*)
Penulis. Cholisoh
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.