Rabu, 19/12/2018

Pancasila Sebagai Dasar Filantropi Indonesia

Rabu, 19/12/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Pancasila Sebagai Dasar Filantropi Indonesia

Rabu, 19/12/2018

logo

Oleh :

Resa Amianda Septian

 (Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim)


 

JASA dari perjuangan para pahlawan proklamasi terdahulu bukan saja hanya mewariskan kemerdekaan kepada generasi penerus bangsa atas negara yang kaya akan sumber daya alamnya ini. Tetapi juga berbagai pengetahuan dan sistem yang menjadikan diri kita dari dulu hingga sekarang tetap beridentitaskan Indonesia, yaitu Pancasila.

Sebagai ideologi bangsa dan negara, Pancasila menjadi landasan berpikir bagi seluruh rakyat Indonesia baik itu dalam berprilaku maupun bertindak. Pancasila sebagai tolok ukur bagi setiap individu dalam menentukan nilai-nilai yang baik dan buruk, juga sebagai etika dan moral yang mengatur seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia. Pada aspek sosial, Pancasila menjadi begitu penting untuk diterapkan mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat plural dan bermacam-ragam dari segi budaya, suku, ras dan agama sehingga diperlukan Pancasila untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu. Prinsip Pancasila inilah yang kemudian digunakan sebagai alat untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan keaneka-ragaman itu semua.

Penyatuan yang diwujudkan dalam nilai-nilai Pancasila ini merujuk pada toleransi dan kepedulian antar sesama bangsa Indonesia. Artinya, Pancasila merupakan ideologi dasar yang perlu ditanamkan kepada setiap orang agar ke depannya mampu menjadi pribadi yang penuh toleransi atas segala perbedaan dan memliki sifat kepedulian yang tinggi.

Pada topik Filantropi, kepedulian inilah yang menjadi pondasi utama dalam setiap penerapannya. Bagi sebagian orang, filantropi mungkin masih terdengar asing dalam kehidupan sehari-hari. Namun filantropi sebenarnya memiliki bentuk yang cukup dinamis, dapat menyentuh dari hal besar hingga hal-hal yang paling kecil sekalipun tanpa kita sadari. Kepedulian yang ditumbuhkan dalam nilai-nilai Pancasila adalah salah satu bentuk dasar filantropi ini.

Menurut para ahli dan filsuf, filantropi adalah suatu tindakan derma yang sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu. Dahulu kala, filantropi identik dengan bentuk tindakan derma seorang raja terhadap para rakyat jelatanya yang dilakukan pada momen-momen dan perayaan tertentu saja. Namun filantropi kemudian bermetamorfosa dari waktu ke waktu.

Pada era modern, filantropi memiliki wajah baru. Saat ini filantropi tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang penguasa terhadap rakyatnya, tapi dapat juga dilakukan oleh siapa pun kepada siapa saja, di mana pun dan kapan pun. Beberapa contoh filantropi yang sering dilakukan saat ini seperti berinfaq, sedekah, berzakat, melakukan kegiatan-kegiatan amal, menggalang dana untuk membantu korban yang sedang terkena musibah, menyelenggarakan beasiswa, memberikan sumbangan dan tindakan sukarela lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari,tanpa disadari kita pun dapat melakukan hal-hal terkecil dari bentuk tindakan filantropi ini, misalnya melakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal masing-masing, membantu memberikan opini dan solusi terhadap suatu permasalahan yang dialami orang lain, membeli produk lokal dari para pedagang kecil, mendahulukan orang lain yang tengah tergesa-gesa karena suatu hal yang menimpanya dan lain sebagainya.

Namun, kesadaran dan kepekaan sosial seperti itu sudah jarang ditemukan di tengah pesatnya arus globalisasi yang kita rasakan sekarang ini. Kemajuan globalisasi menjadikan setiap orang bersikap lebih individualis dan kurang peduli dengan lingkungan di sekitarnya sehingga lambat laun menghilangkan nilai luhur dari Pancasila yang selama ini dilestarikan. Tidak dipungkiri bahwa pergeseran budaya dan kearifan lokal adalah salah satu dampak negatif dari globalisasi sehingga perlulah sebaiknya mempertahankan prinsip Pancasila sebagai filter dalam menghadapi gempuran kemajuan dunia barat dimaksud.

Jadi, sangat penting rasanya untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila pada setiap individu dalam menerapkan kehidupan sehari-hari demi mewujudkan cita-cita luhur ibu pertiwi bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dibangun dengan semangat gotong-royong dan mengedepankan kepedulian bersama sebagai bentuk pembangunan mental nusantara. (*)

Pancasila Sebagai Dasar Filantropi Indonesia

Rabu, 19/12/2018

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.