Rabu, 19/12/2018

Di Balik Rasa Kemanusiaan Politisi

Rabu, 19/12/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Di Balik Rasa Kemanusiaan Politisi

Rabu, 19/12/2018

logo

Oleh : Muhammad Ismail

(Jurusan Hubungan Internasional Universitas Nahdatul Ulama Kaltim)


PELAKU politik pada saat ini sangat ekstrim dalam menjalankan sebuah perpolitikan yang melibatkan masyarakat banyak. Idealnya dalam sebuah negara demokrasi, masyarakat dijamin kebebasannya dalam bersuara ataupun hak memilih. Namun pada kenyataannya, itu hanya sebuah wacana belaka. Demi kepentingan tertentu, sehingga terkadang demokrasi diabaikan.

Para pelaku politik malah melakukan hal sebaliknya. Mereka memanfaatkan masyarakat sipil hanya untuk kepentingan kekuasaan. Masyarakat sipil secara tidak langsung didorong untuk melakukan apa yang diinginkan para pelaku politik itu. Seperti halnya saat ini para pelaku politik hanya mengumbar janji pada saat membutuhkan kantong suara dari masyarakat. Pasca itu dilupakan, bahkan hingga ditinggalkan sama sekali.

Wajar jika belakangan masyarakat mulai bosan dengan wacana-wacana para pelaku politik. Masyarakat hanya diberi janji-janji semu. Bahkan para pelaku politik memanfaatkan jiwa simpati masyarakat sipil agar dapat mencapai sebuah kepentinganya. Contohnya saat jelang Pemilu, pelaku politik mendadak berjiwa sosial. Mereka sibuk mempublikasikan diri dengan kegiatan-kegiatan sosial seperti santunan terhadap anak yatim piatu di panti asuhan, santunan terhadap korban bencana alam, dan lain sebagainya. Muara dari semua kegiatan berbau pencitraan ini tentunya tidak lain untuk menarik simpati masyarakat sekaligus meraup suara besar pada saat Pemilu nanti.

Sikap para politisi yang tidak bisa memberikan edukasi politik positif ini yang kemudian menimbulkan sikap acuh tak acuh dari masyarakat. Mereka seakan memisahkan persoalan politik dengan dari kehiduopan sehari-harinya, karena menganggap tak ada gunanya berpolitik jika hanya untuk memenuhi kepentingan elit politik saja. Masyarakat hanya dibutuhkan saat menjelang Pemilu. (*)


Di Balik Rasa Kemanusiaan Politisi

Rabu, 19/12/2018

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.