Minggu, 30/12/2018

Memahami cara Berkomunikasi Anak Usia Dini

Minggu, 30/12/2018

Berkomunikasi dengan anak usia dini

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Memahami cara Berkomunikasi Anak Usia Dini

Minggu, 30/12/2018

logo

Berkomunikasi dengan anak usia dini

Usia dini merupakan usia emas yang tidak akan terulang dalam hidup anak . Dimana di usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak . Di ibaratkan sebuah rumah pada usia ini pendidikan yang diberikan akan menjadi  pondasi kehidupan untuk anak kelak .

 

kita sering  mendengar tentang pendidikan karakter yang lakukan di lingkungan pendidikan dan keluarga . namun kenyataannya banyak sekali orang tua yang tidak memahami karakter anaknya. Karena tidak ada sekolah yg meluluskan kita utk menjadi orang tua yang sukses mendidik anak.

 

Pola asuh keluarga merupakan hal utama yang akan membuat anak menjadi apa yang diharapkan Salah satu kendala dalam pengasuhan anak yang sering dialami orang tua adalah kekeliruan dalam menerapkan pola asuh anak. Sehingga anak pada pandangan orang tua, seolah tidak menuruti kemauan orang tua . Padahal belum tentu anak paham apa yang diinginkan oleh orang tuanya hal ini sebabkan karena komunikasi yang belum  tepat dilakukan .

Pola asuh orang tua menjadi hal yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian atau karakter anak. Ketika pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak tepat maka karakter yang terbentuk akan baik. Ada empat macam pola asuh, diantaranya: Pola asuh otoriter, pola asuh demokratis , dan pola asuh permisif. Berikut lebih jelas mengenai pola asuh.

Pola asuh otoriter. Dalam pola asuh ini orang tua mengatur semua tingkah laku, mengambil keputusan, dan cara berpikir anak. Nah disini orang tua memiliki kendali penuh terhadap segala aspek kehidupan anak. Bahkan dalam menyelesaikan keinginanny orang tua cenderung memerintah, memaksa, memberi ancaman, dan memberikan hukuman. 

Penerapan pola otoriter ini menjadikan anak-anak memiliki sifat yang cenderung tertutup, pendiam, kesulitan berinteraksi sosial dan menarik diri dari kehidupan sosial, disamping itu anak juga menjadi penakut, mudah tersinggung, pemurung, mudah stres, anak juga menjadi suka menentang, suka memberontak,dan melawan aturan Karena orang tua hanya memandang satu arah saja tanpa mau memberikan kesempatan berpendapat pada anak.

Pola asuh Demokratis. Dalam penerapan pola asuh ini orang tua lebih mendorong anak untuk bersikap mandiri, namun orang tua juga masih memberikan kontrol terhadap perilaku anak dan pembawaan orang tua juga lebih hangat dalam menanamkan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu orang tua juga menjelaskan dampak positif dan negatif atas perilaku anak. 

Penerapan pola demokratis  yang hangat menjadikan anak tumbuh dengan sikap yang bersahabat, anak yang percaya diri, tanggung jawab, kooperatif, mampu mengontrol diri, anak juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Pola asuh permisif. Dalam penerapan pola ini orang tua memberikan kebebasan yang besar terhadap keinginan anak dan memberikan batasan-batasan yang sedikit. Orang tua masih mengontrol anak dalam berperilaku akan tetapi sangatlah kecil, dan ketika anak melakukan kesalahan orang tua cenderung tidak menegurnya. 

 

sehingga cara berkomunikasipun menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam mendidik anak . komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan. Saat berkomunikasi diharapkan si penerima pesan dapat memahami apa yang disampaikan oleh si pemberi pesan. Hal ini dapat dicapai dengan komunikasi yang efektif .

Berikut cara  berkomunikasi dengan anak yang harus diketahui oleh orang dewasa.

 

1. Berbicara tidak tergesa gesa

Kemampuan anak menangkap pesan masih terbatas,berikan kesempatan anak untuk menganalisa pesan. 

 

2.Membaca bahasa tubuh anak

 Bahasa tubuh anak tidak pernah berbohong,lebih nyata dibanding bahasa lisan

 

 3.Mendengarkan perasaan anak

 Dengan mendengarkan perasaan anak berarti kita membuat saluran emosi anak,merangsang kemampuan bahasa verbal yang lebih tinggi. Caranya dengan tandai pesan,jangkau rasa,buka komunikasi dengan empati. 

 

4.Hindari 12 gaya populer

 Gaya Bahasa yg dimaksud yaitu memerintah, meremehkan, membandingkan, mencap/melabel, mengancam, menyindir, menyalahkan, menasehati, membohongi, menghibur, mengkritik dan menganalisa. Hindari semua gaya Bahasa ini agar anak lebih percaya pada diri dan perasaannya sendiri. 

 

5.Pendengar aktif 

Hal ini untuk membangun hubungan sosial dan kepercayaan diri anak. Caranya dengan menghadap langsung ke anak, jadilah cermin yang memantulkan perasaan anak. 

 

6.Tentukan masalah siapa 

Tidak semua bantuan kita diperlukan anak. Jika hal ini diabaikan maka anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri, ketergantungan, tidak memiliki ketahanmalangan, dan tidak terlatih untuk mengambil keputusan 

 

7. Gunakan "pesan saya" 

Gaya Bahasa ini untuk melatih memahami perasaan orang lain. Misal: " Adek , mama enggak suka lho kalau Ade lewat didepan tamu tidak bilang permisi, karena itu tidak sopan . Tidak boleh ya diulangi lagi "

 

Semoga bermanfaat  

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.