Senin, 31/12/2018

Tahun Baru Masehi, MUBAH atau HARAM?

Senin, 31/12/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Tahun Baru Masehi, MUBAH atau HARAM?

Senin, 31/12/2018

logo

Beberapa hari lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang dilangsungkan secara massif oleh masyarakat di seluruh dunia. Ya, itulah perayaan tahun baru yang secara rutin disambut dan dimeriahkan dengan berbagai acara dan kemeriahan.


Perayaan ini dilakasanakan untuk menyambut pergantian tahun dalam sistem kalender masehi, adapun perayaan ini merupakan warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun.

Ulasan singkat dari sejarah perayaan tahun baru tadi menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali tidak berasal dari budaya kaum muslimin. Pesta tahun baru masehi, pertama kali dirayakan orang kafir, yang notabene masyarakat paganis Romawi. Adapun kaum muslimin sudah memiliki sistem kalender hijriyah sebagai patokan dalam menentukan hari dan tanggal. 


Lantas, bagaimana sikap seorang muslim dalam menyambut perayaan tahun baru masehi? Apakah karena bukan dari budaya kaum muslimin, seorang muslim tidak boleh menyambut dan mengikuti perayaan tahun baru masehi?

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda-beda  dalam menanggapi hal ini. Ada yang melarang keras perayaan ini karena perayaan ini bukanlah perayaan yang berasal dari budaya islam,  dan ada juga yang memperbolehkan mengikuti acara ini dengan catatan mengisi perayaan ini dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tabligh Akbar, dan pengajian. 

Dalam fenomena ini, semua kembali kepada kita. kita pasti sudah bisa membedakan hal yang baik dan buruk, tinggal kita lagi bagaimana kita menyikapi terhadap fenomena ini.

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.