Rabu, 08/05/2019

Dibalik Upaya Swasembada dan Melonjaknya Harga Bawang Putih

Rabu, 08/05/2019

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Dibalik Upaya Swasembada dan Melonjaknya Harga Bawang Putih

Rabu, 08/05/2019


Dibalik Upaya Swasembada dan Melonjaknya Harga Bawang Putih

Oleh:

Ali Lutfi Munirudin

Magister Sains Agribisnis Institut Pertanian Bogor

Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peran yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal tersebut ditunjukan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari bebrapa subsektor yang memiliki peluang dan prospek yang baik untuk dikembangkan adalah tanaman holtikultura. Tanaman holtikultura banyak dijumpai di Indonesia diantanya berupa sayuran, buah-buahan, dan juga tanaman hias.

Kegiatan ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura merupakan kegiatan yang sangat penting di Indonesia. disamping melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan pangan pokok dalam konsumsi pangan indonesia. Subsektor holtikultura yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia kususnya untuk peningkatan kesejahteraan petani.

Salah satu tanaman holtikultura yang banyak dikembangkan di Indonesia yaitu komoditi sayuran. Budidaya tanaman sayuran yang banyak dilakukan oleh petani dapat memberikan pendapatan langsung kepada petani, baik itu skala kecil, menengah, maupun besar. Jenis sayuran yang diupayakan agar dapat swasembada adalah bawang putih, hal ini dikarena bawang putih memiliki tingkat permintaan yang cukup tinggi di pasar. Untuk mencapai swasembada tentunya tidak mudah ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya, ketersediaan bibit yang baik, teknologi budidaya, ketersediaan lahan, pengaruh iklim yang tidak menentu. Sehingga sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan impor bawang putih untuk memenuhi permintaan di pasar.

Bawang putih dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subtitusi impor dan dapat menghemat devisa negara. Ketergantungan konsumen di Indonesia terhadap bawang putih impor sangat tinggi. Saat ini sekitar 95% bawang putih yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari bawang putih impor asal China. Bawang putih yang beasal dari China di anggap oleh konsumen harganya lebih murah di bandingkan harga bawang putih lokal, selain itu ukuran dari umbi juga lebih besar.

Gempuran bawang putih impor membuat petani bawang putih indonesia merasa ketiadaan jaminan harga membuat kehancuran modal sosial petani bawang putih. Petani selalu merasa dirugikan karena tidak adanya perlindungan harga terhadap bawang putih lokal, hal inilah yang menyebabkan petani beralih ke komoditas lain dan meninggalkan bawang putih. Ini membuat ketergantungan impor bawang putih makin paarah, mencapai 95% hingga saat ini. Tidak ada cara mudah untuk membalikan keadaan dari ketergantungan impor menjadi swasembada. Untuk memenuhi kebutuhan lokal maka di pasok melalui impor.

Untuk mengurangi ketergantungan impor maka produksi bawang putih indonesia harus ditingkatkan. Dalam upaya peningkatan produksi bawang putih perlu dilakukan bebrapa upaya antara lain: penyediaan benih bermutu, penerapan teknologi budidaya, perluasan areal tanam, dukungan dari pemerintah melalui kebijakan yang dapat meningkatkan produksi bawang putih. Sejauh ini kementerian pertanian sudah dan sedang berupaya meningkatkat produksi bawang putih dengan menyediakan bibit unggul karena 70-80% keberhsilan budidaya bawang putih berasal dari bibitnya. Harapanya dengan penyediaan bibit yang baik dapat menarik minat petani untuk kembali menanam bawang putih. Dengan bibit yang baik, bawang putih lokal dapat bersaing dari sisi harga dan bentuk dengan bawang putih impor. Dari segi teknologi budidaya, secara umum petani bawang indonesia memahami teknik budidaya yang benar, namun keberhasilan terbesar adalah dari bibit bawang yang baik.

Beberapa upaya telah dilakukan nyatanya belum maksimal dan belum sesuai target yang diharapkan, kelangkaan bawang putih masih saja terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Pada saat bulan ramadhan, permintaan terhadap bawang putih terus meningkat menyebabkan harga bawang putih di tingkat konsumen terus melonjak hingga mencapai lebih dari Rp. 50.000 per Kg. Sudah tiga bulan sebelum bulan ramadhan tiba pemerintah membiarkan harga bawang putih tidak terkendali tanpa adanya kebijakan atau tindakan dari pemerintah. Harga bawang putih yang terus melambung tinggi terjadi akibat stok bawang putih yang sedikit sehingga membuat permintaan konsumen yang begitu besar tidak dapat terpenuhi.

 Lambatnya tindakan dari pemerintah membuat harga bawang putih terus naik, permasalahan ini rasanya sengaja di buat untuk menguntungkan segelintir orang untuk memanfaatkan situasi ini, keadaaan ini tentunya menguntungkan bagi importir bawang putih. Nampaknya bawang putih sengaja di timbun oleh importir agar stok bawang putih di pasar menjadi terbatas dan inilah yang membuat harga bawang putih menjadi naik. Sudah dapat di tebak langkah pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan operasi pasar. Pemerintah harus bertindak tegas kepada importir yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk menimbun bawang putih, jika ini terus dibiarkan maka akan mengganggu prekonomian indonesia khususnya akan merugikan konsumen selaku pengguna akhir bawang putih ini.

Menurut informasi bawang putih yang digunakan dalam operasi pasar berasal dari importir yang tersimpan di gudangnya selama berbulan-bulan. Importir sengaja menyimpanya karena pada bulan desember 2018 harga dari bawang putih terjun bebas sekitar Rp. 10.000 per Kg akibat suplay yang terlalu berlebihan, ini mengakibatkan importir merugi. Disini dapat dilihat bahwa kelangkaan bawang putih sengaja dibuat agar harga bawang putih perlahan merangkak naik. Potensi pasar yang tidak sehat disini dapat terjadi atau di sebut dengan monopoli pasar, dalam hal ini kosumen dan masyarakat yang menjadi korban karena terpaksa membeli bawang puting degan harga yang tinggi.

Pemerintah harus bertindak cepat dengan melakukan impor bawang putih pada bulan ini walaupun dinilai sudah lambat, seharusnya pemerindah dapat memprediksi di bulan sebelumnya kelangkaan bawang putih ini akan terjadi. Mengingat sudah memasuki bulan puasa dan dekat dengan lebaran. Dimana kita tahu  bahwa permintaan akan kebutuhan pokok pada saat menjelang bulan puasa ini meningkat khususnya pada bawang putih ini. pemerintah harus cepat merealisasikan impor bawang putih ini, ketika lebaran pasokan masih terbatas tentunya akan memberatkan masyarakat.


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.