Kamis, 09/05/2019

Kembangkan Ekraf Berbasis Pertanian di Generasi Milenial

Kamis, 09/05/2019

Aprilia Bella Rahmita (Mahasiswi Magister Sains Agribisnis IPB)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Kembangkan Ekraf Berbasis Pertanian di Generasi Milenial

Kamis, 09/05/2019

logo

Aprilia Bella Rahmita (Mahasiswi Magister Sains Agribisnis IPB)

oleh: Aprilia Bella Rahmita R.

(Mahasiswi Magister Sains Agribisnis Institut Pertanian Bogor)

Ekraf (Ekonomi Kreatif) merupakan konsep ekonomi, dimana konsep ini berkembang di era ekonomi baru untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang sustainable berbasis kreatifitas dengan mengandalkan ide dari Sumber Daya Manusia (SDM), sebagai faktor utama dalam kegiatan ekonominya. Kondisi ekonomi yang diharapkan Indonesia yaitu ekonomi yang berkelanjutan dan juga memiliki beberapa sektor yang sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

Istilah ekraf pertama kali diperkenalkan oleh John Howkins melalui bukunya yang berjudul “Creative Economy: How People Make Money from Ideas”. Ia mengartikan ekraf sebagai penciptaan suatu nilai-nilai yang berawal dari ide. 

Mengapa harus ekraf?

Ekraf adalah ekonomi strategis dalam pembangunan nasional ke depan, karena dalam hubungannya dengan industri kreatif memiliki peranan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia secara global. Penyaluran kreatifitas dapat menjadi bisnis yang menguntungkan. 

Selain itu, ekraf sangat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, meningkatkan pasar ekspor, meningkatkan nilai dan kualitas suatu produk dan juga bagi sektor lainnya. Sehingga memberikan pengaruh sosial dalam kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan outlook ekraf 2019, nilai PDB pada 2015 dan 2016 mencapai Rp 852 triliun dan Rp 922,56 triliun. Pada tahun 2019, ekraf diyakini akan terus tumbuh dengan kontribusi mencapai lebih dari 1.200 triliun.

Terdapat pergeseran orientasi gelombang ekonomi dalam sejarah manusia. Dimulai dari perubahan era pertanian ke era industrialisasi. Pergeseran gelombang ini telah membawa peradaban yang baru dan semakin berkembang. Dampak yang muncul dari perubahan gelombang ini yaitu munculnya kompetisi pasar yang semakin besar. 

Ekraf tidak bisa berkembang dengan sendirinya dan terpisah dari sektor-sektor lain. Saat ini, generasi milenial sudah banyak memahami tentang teknologi digital. Tidak mengherankan bila banyak anak muda sekarang sudah banyak terjun mengembangkan kreatifitasnya secara digital di berbagai bidang. Kreatifitas akan mendorong sebuah inovasi yang menciptakan nilai tambah, ramah lingkungan serta menguatkan citra dan identitas bangsa. Hal ini mengingat, ekraf diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru pada tahun-tahun yang akan datang. 

Dalam sektor pertanian, pengembangan ekraf di sektor pertanian dapat dimulai dari penciptaan sarana produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Untuk itu sudah seharusnya pelaku usaha di bidang pertanian tertuju kepada generasi milenial usia produktif. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, gaya hidup para milenial berpotensi mengganti struktur ekonomi di masa mendatang.

Sayangnya, untuk sektor pertanian masih dipandang sebelah mata dan masih banyak yang enggan kerja pada bidang ini, sehingga banyak ditinggalkan oleh para tenaga kerja, khususnya generasi milenial. Ada beberapa penyebab, seperti pertanian dianggap tidak mampu menopang masa depan, modal dan sarana prasarana yang terbatas, serta minimnya dukungan lain bagi generasi muda. Selain itu, generasi milenial cenderung memilih sektor-sektor lain seperti sektor industri. Dikarnakan sektor ini jauh lebih pasti untuk mendapatkan penghasilan tetap serta jaminan masa depan dibandingkan sektor pertanian. Padahal sektor pertanian telah berusaha menumbuhkan kreatifitas dan pengembangan usaha yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing dalam pelaku agribisnis.

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling menjanjikan dan memiliki prospek yang bagus kedepannya serta memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Karna masih banyak usaha-usaha  atau bisnis yang bisa dilakukan pada sektor ini. Milenial dapat membuat produk yang simpel dari hasil pertanian, misalnya kue berbahan dasar kopi, buah yang diolah menjadi kripik, atau tepung dari hasil olahan pertanian.

Untuk strategi pengembangan ekraf di sektor pertanian ada yang perlu diperhatikan, seperti mengidentifikasi keunikan lokal produk dan pemetaan potensi wilayah, pemberian bantuan permodalan dan akses pasar bagi produk-produk kreatif, pengembangan usaha pengolahan atau pemanfaatan limbah pertanian, pengembangan produk, desain produk, desain kemasan, serta kerajinan dari hasil pertanian, pengembangan sarana produksi teknologi tepat guna serta mendukung pertanian dan pengembangan energi terbarukan.

Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian, teknologi merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan. Penggunaan teknologi pada bidang pertanian dapat mengetahui informasi lahan, waktu panen, jenis tanaman, dan lain-lain. Dengan kemajuan teknologi, pertanian tidak hanya dianggap bercocok tanam saja tetapi dari hasil pertanian tersebut dapat diperoleh suatu produk yang memiliki nilai tambah. 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menarik minat generasi milenial di bidang pertanian adalah dengan mengubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Maksud pertanian modern adalah sistem pertanian yang sudah menggunakan teknologi dan peralatan canggih dalam pelaksanaannya. Dalam penerapan pertanian modern akan membawa manfaat yang tidak sedikit.

Diperlukan kebijakan dari pemerintah sehingga generasi milenial dapat kembali menekuni bidang pertanian, dengan menggunakan digitalisasi yang lebih canggih. Sehingga, dapat meningkatkan ekraf di bidang pertanian.

Produk pertanian tidak hanya diperjualbelikan dalam bentuk buah-buahan dan sayur-sayuran saja tetapi mengolahnya menjadi produk yang bernilai tambah sehingga mereka dapat ikut terlibat menjadi pelaku ekraf. Sentuhan kreatif pada produk pertanian dapat diberikan melalui strategi pemasaran, desain produk kemasan, nama produk, dan lain-lain. Dengan demikian, Indonesia akan memiliki kekuatan yang cukup besar mengingat bahwa Indonesia memiliki banyak wilayah, Sumber Daya Manusia (SDM), dan lahan yang potensial.    

Dengan mengkombinasikan ekraf dengan pertanian maka akan menghasilkan produk pertanian yang tidak hanya memiliki nilai tambah tetapi juga berdaya saing. Untuk itu, generasi milenial diharapkan dapat mengembangkan suatu karya atau produk yang berbasis kreatifitas dan menjadikan ekraf sebagai pertumbuhan ekonomi baru.

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.