Minggu, 12/05/2019

Dilema Pertanian Indonesia

Minggu, 12/05/2019

Pertanian Indonesia

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Dilema Pertanian Indonesia

Minggu, 12/05/2019

logo

Pertanian Indonesia

Oleh : Aries Dwi Adiguna

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen IPB University


Seiring perjalanan waktu, perubahan teknologi, pola pikir, hingga peubahan sosial terus terjadi tetapi pertanian di Indonesia tidak mengalami banyak perubahan. Dapat dikatakan hingga saat ini pertanian Indonesia masih bersifat subsisten. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki visi harga pangan murah dan terjangkau, hal ini bertolak belakang dengan tercapainya kesejahteraan petani. Generasi muda, Investor, maupun kaum elite di Indonesia hingga lulusan pertanian dari perguruan tinggi pertanian pun tidak banyak yang tertarik untuk berkiprah di bidang Pertanian Indonesia, mengapa demikian? karena mereka tahu betul tingginya resiko berinvestasi di bidang pertanian Indonesia seperti serangan hama dan penyakit, tenaga kerja yang tidak mempuni, tidak tersedianya irigasi, tidak adanya kepastian pasar, tidak adanya kepastian harga, dan waktu tunggu yang sangat berbeda signifikan dengan bisnis non pertanian.

Menurut data BPS dari tahun ke tahun jumlah petani di Indonesia terus mengalami penurunan, ini merupakan hal yang biasa dialami oleh Negara maju di bidang pertanian. Isu yang sama yaitu anak muda yang tidak banyak tertarik bekerja dibidang pertanian selalu jadi masalah disetiap Negara. Namun hal tersebut memberi dampak yang positif menurunnya jumlah petani menyababkan pertanian di Negara tersebut akan membaik. Dapat dilihat dari Negara maju total jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani tidak lebih dari 10%. Salah satu faktor penyebab pertanian tersebut membaik yaitu dikelolah oleh jumlah petani yang sedikit hinngga tercapainya efisiensi tenaga kerja dan sistem pertanian yang terousat dan mudah dikontrol. Selain itu bantuan langsung subsidi pemerintah yang sangat melindungi petaninya menyebabkan pertanian di Negara maju terus berkembang menjadi lebih baik.

Pembangunan pertanian merupakan hal yang sangat penting di masa yang akan datang dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, steakholder, dan petani untuk terus belajar menjadi lebih baik. Pengembanag SDM pertanian dan teknologi seperti sistem smart farming 4.0 menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi pertanian di Indonesia. Kebijakan pertanian harus sesuai mengikuti aturan main pasar dunia sperti WTO (World Trade Organization). Menjalin kerjasama antar Negara dan membuka sebesar besarnya aliran perdagangan dunia menciptakan kompetisi bagi para pelaku produksi pertanian dalam negeri dan luar negeri sehingga meransang tumbuhnya inovasi untuk terus bersaing di pasar dunia dan mendapatkan banyak kentungan sehingga tercapainya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. 



Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.