Rabu, 22/05/2019

Mampukah E-commers Menjadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi ?

Rabu, 22/05/2019

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Mampukah E-commers Menjadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi ?

Rabu, 22/05/2019

logo

Deda Annasia Yuliastri

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor


Korankaltim.com Saat ini perkembangan teknologi  informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat. Peningkatan teknologi di era digitalisasi saat ini membuat transkasi jual-beli pun semakin mudah. Penggunaan transaksi jual-beli secara online atau yang sering kita sebut e-commers ini sudah menjamur di kalangan masyarakat. Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara bagi pertumbuhan e-commers ini. Dapat kita ketahui bahwa perubahan dari bisnis konvensional menjadi online, peningkatan pertumbuhan penduduk yang memengaruhi peningkatan konsumsi serta gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif merupakan salah satu pemicu berkembangnya e-commers di Indonesia.

Pertumbuhan e-commers  yang sangat tinggi ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian negara ini. Meskipun kontribusi e-commers terhadap PDB menurut penelitian Indef masih rendah yaitu hanya menembus sekitar Rp 102 triliun atau sekitar 0.75% terhadap PDB atau sekitar 1.34% dari total konsumsi rumah tangga di tahun 2018 lalu. Namun angka tersebut akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Selain itu usia produktif di Indonesia lebih tinggi, sehingga jumlah orang yang mampu mengakses internet, dan melakukan transaksi melalui online akan terus semakin meningkat. Melihat peluang yang besar dari pertumbuhan e-commers ini seharusnya bisa dimanaatkan dengan menyentuh penggunaan e-commers pada sektor-sektor lainnya.

Pada sektor pertanian misalnya, jika sektor ini diberi sentuhan digitalisasi maka sektor ini akan berkembang secara pesat. Meskipun karakteristik pertanian di  Indonesia cenderung sulit menerapkan teknologi pada subsistem on-farmnya, namun sangat memungkinkan jika subsistem hilirnya diberi sentuhan teknologi. E-commers bisa menjembatani antar petani dengan end consumer. Artinya konsumen bisa langsung membeli produk-produk fresh langsung dari petani tanpa perantara middle man. Hal ini bisa menguntungkan bagi kedua pihak baik bagi petani itu sendiri maupun konsumen karena adanya transparansi harga. Petani dapat menerima harga yang lebih tinggi karena produknya dapat dibeli oleh konsumen secara langsung, dan konsumen pun juga bisa mengetahui harga produk yang sebenernya dari komoditi tersebut sehingga konsumen tidak akan menerima harga yang terlalu tinggi yang biasanya didapat jika membeli dari middle man.

Saat ini mulai banyak platform-platform e-commers yang bergerak di bidang pertanian. Selain menghubungkan petani ke end consumer. E-commers juga bisa menempatkan produk petani pada marketplace yang lebih luas misalnya ke toko-toko ritel atau supermasrket yang membutuhkan stok produk yang sangat banyak untuk dijual kembali. E-commers akan menghubungkan antar petani satu dan petani lainnya untuk mengumpulkan hasil panenannya. Kemudian hasil produk yang terkumpul tersebut didistribusikan ke toko-toko atau supermarket tersebut. Jika pada umumnya sulit sekali bagi petani memasarkan produknya langsung ke toko-toko besar, kini mereka akan dengan mudah memasuki pasar yang lebih luas tersebut.

Secara tidak langsungpun dengan adanya e-commers ini dengan sendirinya produk-produk pertanian yang dihasilkan akan lebih bagus secara kualitas demi mememnuhi standar yang diminta. Sehingga perlahan akan menstimulus petani untuk mengadopsi teknologi pada proses budidayanya, dan akan meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian kita baik secara kuantitas maupun kualitas, dan tentunya lebih mampu berdaya saing.  Bayangkan Jika sektor-sektor lain seperti, perkebunan, peternakan maupun perikanan dapat disentuh dengan digitalisasi berapa kali lipat PDB yang dihasilkan oleh negara ini dari sektor-sektor tersebut. Selain itu melalui e-commers atau platform digital ini, baik di bidang pertanian maupun peternakan kini sudah banyak yang mengusungkan investasi berbasis crowdfunding. Bayangkan dengan adanya e-commers ini tidak hanya sebatas transaksi jual beli melainkan mampu meningkatkan investasi.

Selain itu UMKM di Indonesia juga dapat disentuh melalui perdagangan secara digital ini, berapa banyak produk barang dan jasa dari UMKM di seluruh Indonesia yang dapat didistribusikan. Artinya dengan adanya e-commers ini dapat membantu mempermudah rantai distribusi. Jika sebelumnya perdagangan barang dan jasa antara pedagang dan konsumen terkendala jarak, kini jarak bukanlah masalah lagi. Adanya e-commers dapat mendekatkan pedagang dan konsumen. Bahkan dengan adanya e-commers ini, pembelian barang atau jasa lintas negra kini semakin memungkinkan. E-commers juga bisa dijadikan gerbang untuk ekspor produk lokal didalam negeri. Produk lokal karya anak negeri yang tidak mampu mengaskses pasar internasional kini semakin mudah untuk mencoba menjajaki pasar internasional. peluang besar tersebut perlu disikapi bagi para pelaku bisnis bagaimana cara membangun image brand yang kuat dan menemukan pasar yang tepat agar mereka dapat berniaga dengan mudah, aman, dan cepat kepada pembeli dari seluruh dunia.

 Sepertinya  kita perlu belajar dengan negara tetangga seperti China yang memiliki platform e-commers raksasa terbesar di dunia yaitu Alibaba salah satunya. Jika berkaca dari Alibaba seharusnya dengan banyaknya e-commers di Indonesia kita bisa menembus pasar ekspor dengan mudah. Salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu strategi dari marketplace yang ingin dituju. Sepertinya akan lebih baik jika terdapat perusahaan grosir yang mampu menyatukan dan mengumpulkan barang produk UMKM di seluruh Indonesia dan setelah semua barang terkumpul kemudian menyalurkan barang tersebut melalui e-commers Indonesia yang diakuisisi atau mendirikan e-commers Indonesia di luar negeri seperti di negara tujjuan ekspor Indonesia misalnnya agar pasar yang dituju sudah jelas. Dengan kata lain membangun marketplace B2C (business to consumer) kemudian C2C (consumer to consumer). Memang untuk mengakuisisi e-commers di luar negeri membuthkan investasi yang besar, namun melihat peluang yang besar tersebut maka pengembalian dari  investasi itupun tidak akan memakan waktu yang lama.

Namun kenyataannya strategi seperti itu pun belum bisa  diterapkan jika peraturan transaksi jual beli antar negara masih belum ditetapkan. Transaksi perdagangan lewat e-commers masih dalam perbincangan para pemangku kebijakan. Masalahnya di Indonesia belum ada sistem yang mampu untuk mengatur lalu lintas transaksi devisa antar negara melalui e-commers ini, terutama mengenai pengenaan pajak pada barang-barang yang terhitung impor. Namun jika terdapat kebijakan yang terlalu membatasi pembelian barang melalui e-commers dari luar negeri ini mungkin kedepannya malah bisa menjadi bumerang bagi kita sendiri. Hal ini bisa berakibat akan mematikan industri e-commers itu sendiri di masa depan, maka dari itu pemerintah perlu lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan mengenai sistem transaksi antar negara melalui e-commers ini.

Jual beli barang online tidak terlepas dari jasa kurir logistik. Sentuhan e-commers ini pun tidak hanya kepada masyarakat di perkotaan saja namun bisa ke perdesaan. Maka dari itu mendigitalisasikan perdesaan juga sangat penting. Selama ini kita tahu bahwa masih banyak pelososk-pelosok desa yang masih sulit dijangkau karena tidak adanya akses insfrastruktur dan juga belum meratanya penggunaan internet di sana. Di sinilah perlunya peran pemerintah yang harus turut mendukung untuk membangun infrastruktur yang memadai agar perdagangan melalui media digital dapat menjngkau ke desa pelosok. Tidak hanya ke pedesaan pelosok tentunya, jika kita ingin menembus pasar ekspor pun maka logistik antar negara harus dipersiapkan dengan baik juga. Sehingga, kegiatan jual beli online ini tidak terlepas dari perlunya jasa antar logistik. Dengan kata lain hadirnya e-commers juga berarti mampu menyokong pertumbuhan industri lain. Namun perlu diperhatikan lagi bahwa perusahaan-perusahaan logitik hanya mampu menjangkau desa pelosok maupun antar negara jika infrastruktur memadai.

Munculnya perkembangan e-commers juga dapat dilihat sebagai perluasan pertumbuhan tenaga kerja. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya perusahaan baru di sektor ini maka perusahaan tersebut akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga perusahaan ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan mampu menyerap tenaga kerja. Ketika angkatan tenaga kerja meningkat maka pendapatan masyarakat pun akan meningkat yang dimana lagi-lagi akan berimplikasi terhadap peningkatan konsumsi dan menignkatkan perekonomian negara ini. Kehadiran e-commers ini mampu meningkatkan ekonomi secara keseluruhan. Kehadiran berbagai macam platform digital ini mampu merangsang berbagai aspek ekonomi, mulai dari meningkatkan output maupun investasi dalam negeri, meningkatkan konsumsi publik secara keseluruhan, memperluasan jaringan ekspor, memperluas lapangan pekerjaan, dan memfasilitasi masyarakat dalam mengelola ekonomi mereka dengan cepat dan tepat.


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.