Selasa, 15/10/2019

Pergerakan Pemuda Titik Tonggak Awal Perubahan Bangsa

Selasa, 15/10/2019

Pergerakan pemuda

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Pergerakan Pemuda Titik Tonggak Awal Perubahan Bangsa

Selasa, 15/10/2019

logo

Pergerakan pemuda

Masih segar dalam ingatan kita peristiwa besar bagi bangsa ini, ketika setelah sekian lama para pemuda terlelap dalam tidur panjangnya, sehingga ketika apapun yang terjadi pada bangsa ataupun negeri ini mereka masih sibuk dengan aktivitas- aktivitas pribadi mereka yang nirmanfaat atau dengan kata lain jauh dari kata berfaedah. Namun tiba-tiba bangsa ini dikejutkan dengan suatu peristiwa besar di abad 20, peristiwa dimana pemuda dari berbagai kampus di Indonesia berkumpul dan melakukan aksi yang sama menyerukan tuntutan yang mengkritik kebijakan-kebijakan penguasa yang tidak pro rakyat.

Salah satu dari sekian tuntutan yang mereka serukan adalah menolak revisi UU KPK, RKUHP, RUU Minerba, RUU Pertanahan, dan RUU Ketenagakerjaan. Aksi ini menyebar dan merata hampir di seluruh Indonesia. Mulai dari Jakarta, pulau Jawa, Sumatera, Selawesi, Papua, dan Kalimantan. Aksi di Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur terjadi mulai tanggal 23 September 2019 kemudian dilanjutkan kembali aksi di hari- hari berikutnya sampai berjilid-jilid. Aksi tak hanya dilakukan oleh para mahasiswa tapi juga merupakan gabungan dari beberapa pelajar dari berbagai sekolah. Di Kaltim, kelompok yang tergabung dalam Aliansi Kaltim Bersatu (AKB) terdiri dari 10 universitas di Samarinda, dan beberapa perguruan tinggi seperti di Bontang, Balikpapan dan Tenggarong (Kutai Kertanegara) turut di dalamnya, melakukan unjuk rasa (demonstrasi) di depan gedung DPRD Samarinda.  Meski mendapatkan perlawanan keras dari aparat kepolisian diakibatkan beberapa tindakan anarkis yang dilakukan oleh beberapa peserta aksi, para mahasiswa dan pelajar tidak berhenti untuk tetap menyampaikan aspirasinya.

Kita bisa lihat bahwa ini adalah celah yang bisa membawa perubahan bagi bangsa ini, karena tidak dipungkiri bahwa perubahan suatu bangsa tergantung bagaimana para pemudanya menentukan sikap dan arah pandang pemikirannya. Tidak dipungkiri bahwa pergerakan mahasiswa dan para pemuda akhir-akhir ini masih jauh dari kata ideologis, disebabkan ketika ada isu sedikit diantara kelompok atau aliansi para pemuda tersebut maka goyahlah pondasi persatuan mereka sehingga mengakibatkan arah perjuangan semakin goyah dan mudah terpecah belah. Ini disebabkan arah perjuangan para pemuda saat ini masih menginjak pada ranah subtural atau masih berada pada bagian cabang masalah, belum mencapai pada penyebab atau akar permasalahan tersebut, sehingga ketika para pemuda ini menginginkan solusi, maka solusi yang ditawarkannya pun masih bersifat praktis dan belum komprehensif (menyeluruh). 

Melihat dari akar masalah yang terjadi pada saat ini (munculnya) kebijakan-kebijakan yang semakin tidak pro pada rakyat dan semakin mengintimidasi hak-hak rakyat lebih dikarenakan tidak diterapkannya aturan yang shahih (baca : Kapitalisme Sekulerisme). Dimana kebijakan-kebijakan yang muncul dari ideologi Sekuler ini adalah memisahkan agama dari kehidupan dan mementingkan kepentingan para penguasa, pengusaha dan asing yang ada di dalam kebijakan tersebut.

Contoh ketika pemerintah menetapkan UU Minerba dimana dalam salah satu pasalnya UU No 25/2007 tentang Penanaman Modal Asing, yang menyebutkan sektor migas dan pertambangan boleh dikuasai korporasi asing hingga 95 persen, (UU ini) memberikan kemudahan bagi asing dalam mengelola migas di Indonesia, sangat merugikan  bangsa sendiri dan tidak mencerminkan kedaulatan ekonomi.

Atau dalam RUU KUHP yang kontroversial, dimana salah satu pasalnya nomor 218 ayat 1 tertulis bahwa setiap orang yang menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri Presiden atau Wakil Presiden dapat dipidana. Bahkan hukumannya paling lama 3 tahun, 6 bulan. Pasal ini secara tidak langsung membungkam suara-suara rakyat yang ingin mengkoreksi kebijakan penguasa, sehingga terlihat bahwa penguasa menjadi pemimpin yang diktator dan bisa bertindak sewenang-wenang.

Ini hanyalah segelintir dari kebijakan- kebijakan yang dibuat penguasa yang sudah tidak lagi memperhatikan kepentingan rakyat, dikarenakan kebijakan yang dibuat oleh DPR bersama penguasa adalah kebijakan yang bersumber dari kepentingan para kapital (pemilik modal) yang bersumber dari ideologi Kapitalisme Sekulerisme.


Pemuda Menjadi Arah Condong Bangsa Menuju Perubahan yang Besar dan Hakiki

Berpuluh puluh tahun bangsa ini telah mencapai kemerdekaannya, dan berpuluh-puluh tahun pula bangsa ini berhutang jasa kepada para pahlawan nya yang notabene banyak dari kalangan pemuda dan ulama. Faktanya sejarah perjuangan bangsa ini banyak menorehkan tinta emasnya disaat para pemuda itu dekat dengan para ulama-ulamanya, dimana dari ruh Islam itulah kemudian memunculkan persatuan atas rasa yang sama meski berbeda golongan dan suku. Namun mereka disatukan dengan pemikiran yang sama yaitu ingin terbebas dari segala bentuk penjajahan yang dibuat oleh bangsawan-kerajaan maupun kolonialisme yang menjajah pribumi selama berabad-abad lamanya. Ruh Islam ini yang kemudian menggerakkan pemikiran mereka untuk menyatukan diri dan berjuang bersama. Tentu saja dengan menanggalkan semua kepentingan pribadi dan egoisme yang sebelumnya melekat dalam diri para pemuda yang telah teracuni pemikirannya oleh Sekulerisme.

Sekulerisme adalah biang dari seluruh kerusakan di muka bumi ini, Sekulerisme adalah biang dari seluruh masalah yang terjadi pada bangsa ini maupun bangsa-bangsa lain di negeri kaum muslimin lainnya. Tidak disatukannya pemikiran dan perasaan oleh pemikiran (ideologi) yang shahih sehingga membuat semua menjadi mudah terpecah belah dan mudah dihancurkan.

Bangsa inipun bisa meraih kemerdekaannya dengan cara yang sama, yaitu kembali pada aturan kehidupan yang shahih yang sudah jauh-jauh hari diajarkan oleh baginda Rasulullah Saw kepada kaum muslimin dan ummatnya, karena hanya dengan Islam sajalah yang membebaskan seorang hamba dari segala bentuk perbudakan atau penghambaan kepada sesama mahluk (manusia), dan hanya dengan Islam sajalah yang bisa membawa bangsa ini pada perubahan yang mendasar dan hakiki.

Pada hakikatnya, pemuda adalah pemegang estafet perjalanan sebuah bangsa dan negara. Di tangan merekalah tampuk kepemimpinan diulurkan. Sebab sejarah selalu menunjukkan bahwa sejak dahulu kala, saat ini dan waktu yang akan datang, pemuda merupakan tulang punggung suatu negara. Pemuda adalah nahkoda bagi pelayaran peradaban suatu bangsa.

Oleh karena itu sudah seharusnya para pemuda mulai mengenal dan mencintai agamanya (Islam) yang sekaligus juga sebagai sebuah Ideologi yang shahih, karena bersumber langsung dari Sang Maha Pemberi Kehidupan (Allah Azza wajalla). Penerapan Islam yang kaffah yang dituntut oleh para pemuda akan membawa pada kebaikan tak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti.

Sudah seharusnya juga para pemuda saat ini belajar dari para pemuda di masa Rasulullah Saw dan di masa-masa Kekhilafahan dulu, karena dari mereka kita banyak belajar bagaimana seharusnya kita berusaha dalam meraih ridha Allah SWT.

Wallahu a'lam bish-shawab

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.