Selasa, 24/03/2020

Corona: The Way for Back to Allah’s Rule Oleh: Fath Astri Damayanti, S.Si (Pemerhati Lingkungan dan Politik)

Selasa, 24/03/2020

https://www.google.com/search?q=covid19

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

0

Corona: The Way for Back to Allah’s Rule Oleh: Fath Astri Damayanti, S.Si (Pemerhati Lingkungan dan Politik)

Selasa, 24/03/2020

logo

https://www.google.com/search?q=covid19

Kasus infeksi Virus Corona jenis baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 di seluruh dunia kini telah mencapai 307.277 kasus, dan ada 92.372 yang telah dinyatakan sembuh berdasarkan peta Coronavirus COVID-19 Global Case by Johns Hopkins CSSE, Minggu (22/3/2020). Jumlah kesembuhan paling besar tercatat di Provinsi Hubei, China, yang mencapai 59.432, lalu disusul Iran yang dengan 7.635 orang pulih. Mengutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, jumlah kematian COVID-19  secara global tercatat sebanyak 13.048 jiwa. Terus bertambah setiap hari. Angka kematian paling besar tercatat di Italia, yang mencapai 4.852 jiwa dan total kematian terbesar kedua berada di Provinsi Hubei, China, yang berjumlah 3.144 jiwa (liputan6.com, 22/3/2020). 

Sebanyak 50 persen provinsi di Indonesia atau 17 provinsi telah mengonfirmasi kasus positif Covid-19 yang disebabkan  infeksi virus corona jenis baru. Adapun jumlah kasus 17 provinsi tersebut telah mencapai angka 450. Dari total 450 pasien tersebut, 392 orang masih dalam perawatan, 20 orang sembuh, sedangkan 38 lainnya meninggal dunia. Kalimantan Timur terkonfirmasi 9 pasien (kompas.com, 22/3/2020). 

Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai wilayah Ibu Kota Negara pun tak lepas dari penyebaran COVID-19 ini, dilansir dari laman tribunkaltim.com (22/3/2020), Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara merilis perkembangan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) atau virus Corona di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Melalui juru bicara Pemerintah Kabupaten PPU terkait penanganan COVID-19 yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU, Dr. Arnold Wayong, MM menyatakan, bahwa terdapat penambahan dua orang yang merupakan Orang Dengan Resiko (ODR), karena telah melakukan kontak dengan satu orang PDP yang sedang di isolasi di RSUD Ratu Aji Putri Botung  (RAPB) PPU. Jadi total kasus di Kabupaten PPU berjumlah 18 kasus. Dari 18 kasus COVID-19 tersebut, diantaranya sebanyak 13 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang terdiri dari Kecamatan Penajam sebanyak 3 orang, Kecamatan Waru sebanyak 1 orang, dan Kecamatan Babulu sebanyak 9 orang. Di Kecamatan Sepaku Pasien Dalam Pengawasan (PDP) didapati satu orang dan telah diisolasi di RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU. Sementara pasien yang dinyatakan negative atau selesai pemantauan berjumlah dua orang dari Kecamatan Babulu dan orang dengan resiko juga terdapat sekitar dua orang.

Semestinya ketika virus ini sudah muncul di Wuhan, Pemerintah sudah antisipasi namun yang terjadi sebaliknya, tidak ada respon reaktif. Sikap pemerintah pun dianggap tidak tanggap, sebelum COVID-19 teridentifikasi di Indonesia tidak ada persiapan ataupun tindakan pencegahan malah jumawa bahwa virus tersebut tidak ada di Indonesia. Ketika akhirnya Indonesia ditemukan kasus COVID-19 barulah semua sibuk, panik bahkan ketakutan. Kepanikan yang terjadi di masyarakat juga merupakan bukti kurangnya informasi dari Pemerintah. Adanya wabah COVID-19 menimbulkan kepanikan luar biasa di tengah-tengah masyarakat, terjadi panic buying di beberapa negara terdampak yang mengakibatkan antrian di beberapa tempat perbelanjaan, ekonomi merosot tajam, bahkan terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer, jikapun ada harganya sangat tidak wajar. Sungguh miris di tengah kondisi yang justru membutuhkan banyak uluran tangan masih saja ada yang mengambil keuntungan. 

Pemerintah memang mengambil langkah meskipun bisa dikatakan amat terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Ketidaksiapan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terlihat dari belum tersedianya pakaian khusus untuk tenaga medis, tak sedikit tenaga medis yang harus menggunakan jas hujan untuk mengevakuasi pasien, fasilitasi kesehatan juga kurang memadai bahkan untuk masker N95 masih sangat kekurangan. Tenaga medis sebagai garda terdepan pun tak mendapat jaminan dari sisi alat pelindung diri (APD). Dalam laman Merdeka.com (22/3/2020) sudah ada empat dokter yang meninggal, 3 diantaranya karena terinfeksi corona sedangkan satu dokter meninggal karena kelelahan menangani kasus corona. Saat ini Indonesia menjadi peringkat tertinggi dari persentase kematian akibat corona. 

Dalam sejarah Islam, wabah seperti ini pernah terjadi pada masa Rosulullah SAW, yaitu kusta. Untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit tersebut Rosulullah SAW melakukan karantina atau istilah sekarang lockdown, sebagaimana sabda Beliau: “Jika kalian mendengar tentag wabah (tha’un) di suatu negeri, maka janganlah kamu memasuki negeri itu. Apabila kalian berada di negri yang terjangkit wabah itu, maka janganlah kalian keluar darinya karena hendak melarikan diri darinya” (HR. Muslim). Ketika lockdown, semua kebutuhan masyarakat di lokasi yang terkena wabah tetap dipenuhi, baik dalam hal makanan, pakaian, obat-obatan, faskes, tenaga medis, dan kebutuhan lainnya. 

Sebagai seorang Muslim, kita harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini adalah atas kehendak Allah SWT. Sehingga sebagai seorang hamba yang bertakwa akan menerima apapun ketetapan Allah SWT, dibarengi dengan ikhtiar. Rosulullah SAW bersabda: “… Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi” (HR. Muslim). Keimanan harus diperkuat, tidak ada sesuatupun yang menimpa setiap manusia tanpa izin dari Allah SWT. Dengan adanya wabah pendemi ini, akan senantiasa menjadikan kita selalu mengingat Allah dan melakukan amalan-amalan yang senantiasa mengantarkan kepada kebaikan. Menjadikan kita senantiasa bermuhasabah atas segala kemaksiatan yang telah kita lakukan. Karena datangnya wabah salah satunya karena maraknya kemaksiatan di muka bumi. 

Dengan demikian, sebagai seorang Muslim tidak mencukupkan diri dengan amalan ibadah saja tetapi juga ikhtiar menjaga diri kita dari segala perkara yang akan mencelakan kita dan yang paling utama adalah senantiasa berjuang agar syariat Islam bisa diterapkan. Perjuangan ini memang tidaklah mudah sehingga dibutuhkan kesabaran dan konsisten atas Islam. Untuk itu seluruh kaum muslim harus menyadari bahwa penerapan syariat Islam adalah konsekuensi dari keimanan, bentuk kemurnian tauhid seorang muslim, dan sebagai bentuk ketaatan terhadap Allah SWT. Kaum muslim secara keseluruhan dengan sendirinya akan melanjutkan perjuangan tegaknya Islam dan menerapkan syariat Islam secara kaffah tanpa memandang untung rugi ataupun manfaat tetapi semata-mata karena ketakwaan kepada Allah SWT. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208). Wallahua’lam bishawab [*].


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.