TREN industri layanan catering penerbangan terus menunjukan potensi yang menjanjikan. Hal ini dilihat dari pertumbuhan signifikan dari penyedia airlines catering Aerofood ACS.

Sam Hartoto, Vice President Operation & Production Aerofood ACS memaparkan bisnisnya dimulai sejak 1974, bekerjasama dengan Dairy Farm, sebuah perusahaan katering yang berbasis di Hong Kong.

Saat itu, lanjut Sam, bisnis cukup baik hingga kemudian terjadi krisis moneter yang sempat membuat bisnis terseok. “Tetapi setelah dipercaya oleh Garuda Indonesia kita kembali membaik. Jadi saat ini bisnis inflight catering cenderung stagnan dan ini juga karena pemainnya sangat sedikit,” ujar Sam saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 24 April 2018.

Dia menuturkan bahwa Aerofood ACS kini menyediakan layanan catering untuk lebih dari 20 perusahaan blue ribbon di seluruh negeri. Dengan market share industri layanan catering penerbangan yang terbuka luas, Aerofood ACS terus memperkuat lini bisnis untuk memaksimalkan potensi pasar tersebut.

Setiap harinya, Aerofood ACS menyiapkan 40 ribu sajian khusus untuk penerbangan pesawat domestik dari Jakarta. Bahkan  saat musim tertentu seperti lebaran dan akhir tahun meningkat sekitar 10-15 persen.

Memiliki tenaga pekerja sekitar 6231 orang, Aerofood ACS kini memiliki lima chef internasional yang berbasis di Jakarta dengan menyajikan cita rasa dari berbagai negara. Beberapa diantaranya, seperti Eropa, India, China dan Indonesia dengan standar rasa yang disesuaikan.

“Kalau ACS paling besar adalah di Cengkareng rata-rata 40 ribu bahkan kalau peak season lebaran dan akhir tahun bisa mencapai 55 ribu meal total secara grup itu 150 ribu meal. Jadi tahun 2017 kita meal-up nya sekitar 33 juta secara keseluruhan,” kata dia. (cnbci)