Selasa, 16/04/2019
Selasa, 16/04/2019
Ilustrasi ide kreatif (shutterstock)
Selasa, 16/04/2019
Ilustrasi ide kreatif (shutterstock)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) banyak mendukung kebutuhan dan minat kaum muda termasuk kalangan santri untuk pengembangan ekonomi. Hanya saja daerah luar Jawa seperti Kalimantan Timur belum sepenuhnya dilirik karena kurangnya akses informasi atas potensi masyarakat daerah.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaefudian mengatakan, era sekarang tidak bisa lagi mengharap lowongan pekerjaan seperti menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau mengandalkan perekonomian di sektor minyak dan gas serta perkebunan.
“Banyak potensi industri alternatif seperti pariwisata, ekonomi kreatif mulai dari kuliner, fashion, animasi termasuk. Pernah kita bikin diskusi film di Samarinda dan ternyata sineas muda Kaltim luar biasa, kualitasnya melampaui film maker Jakarta” kata Hetifah Sjaifudian (15/4).
Tidak hanya itu, isu pengangguran dan tenaga kerja kerap menjadi persoalan. Maka perlu didorong program ekonomi kreatif yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
“Ini perlu didorong oleh pusat agar lebih menyuport, mendukung terbukanya lapangan usaha yang lebih besar di Kaltim,” ucapnya.
Sebelumnya pada 12 April lalu, Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian memberikan bantuan ke Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak berupa 10 unit mesin jahit, 2 mesin obras serta mesin pasang dan lubang kancing yang nilai anggarannya mencapai Rp400 juta.
“Program itu bergulir sejak 2013 lalu dan kenapa di pesantren, karena sumber daya manusia yang ada, ya santri-santri itu lebih tertib, lebih disiplin terhadap waktu ketimbang kami merekrut pelajar SMK,” Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih.
Terlebih para santri perlu diajari berkreasi untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dan ia melihat, kreasi santri pesantren di Kaltim lebih kepada kerajinan tangan dan konveksi.
“Apalagi kan rata-rata pesantren belum memiliki sarana prasarana untuk pendidikan teknologi informasi. Jadi ya, lebih untuk memenuhi kebutuhan ponpes-nya, misal makanan, minuman sampai pakaian,” pungkasnya. (hn)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.