Kamis, 18/07/2019
Kamis, 18/07/2019
Harga kelapa sawit terus menerus menurun membuat petani mengeluhkan karena biaya operasional dengan hasil panen tidak seimbang.( Foto: Hanifah/korankaltara )
Kamis, 18/07/2019
Harga kelapa sawit terus menerus menurun membuat petani mengeluhkan karena biaya operasional dengan hasil panen tidak seimbang.( Foto: Hanifah/korankaltara )
KORANKALTIM.COM, TANA TIDUNG - Harga kelapa sawit di di Kabupaten Tana Tidung (KTT) yang anjlok membuat petani mengeluh. Apalagi turunnya harga cukup menukik sehingga membuat petani merugi karena hasil panen tidak menutupi biaya operasional.
Salah satu petani asal Desa Maning, Kecamatan Betayau, Widhi Hartono mengungkapkan, harga kelapa sawit terus mengalami penurunan. Semula perkilonya dihargai Rp 1.000, kemudian turun Rp 750/kg dan kini hanya Rp 600/kg.
Harga tersebut tentu saja tidak akan dapat menutupi biaya operasional yang dikeluarkan selama proses penanaman hingga panen. “Kali ini harga sawit benar-benar bikin pusing, harga Rp 750 saja kami sudah kerepotan karena kami harus membayar biaya angkut termasuk biaya kendaraannya sampai hasil sawit dibawa ke pabrik, sekarang hanya Rp 600 semakin menambah kerugian kami, ini benar-benar sulit untuk bertahan,” ujarnya.
Bersama petani lainnya, Widhi berharap harga sawit bisa lebih baik karena petani di KTT khususnya di Desa Maning mengantungkan hidup dari bertani sawit dan percetakan sawah. Jika harga sawit terus terjun bebas maka petani tidak sanggup bertahan perkebunanya.
“Sekarang untuk makan sehari-hari saja sulit karena hasil panen tidak seberapa. Jika dihitung-hitung dengan biaya operasional yang kami keluarkan tidak seimbang, kami berharap ada pencerahan harga sawit yang lebih baik, minimal harga seribu rupiah maka nasib kami akan tertolong,” sambungnya. (ifa/korankaltara)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.