Selasa, 20/08/2019
Selasa, 20/08/2019
Instalasi pembenihan kepiting di Tarakan diharapkan bisa menjadi kunci legalitas ekspor kepiting. ( Foto: Dok/korankaltara)
Selasa, 20/08/2019
Instalasi pembenihan kepiting di Tarakan diharapkan bisa menjadi kunci legalitas ekspor kepiting. ( Foto: Dok/korankaltara)
KORANKALTIM.COM, TARAKAN – Pengawasan penjualan dan ekspor lobster, kepiting bakau dan rajungan, semakin diperketat sejak Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) mengeluarkan Permen KP 1/2015 tentang larangan penangkapan dari alam untuk komoditas lobster, kepiting bakau dan rajungan.
Sementara, di Tarakan dan Bulungan bisnis kepiting bakau menjadi bisnis yang menjanjikan. Banyak masyarakat berdalih karena kepiting menjadi hama hingga menjadi komoditas ekspor dengan nilai jual tinggi.
Wali Kota Tarakan, Khairul mengatakan saat ini Pemkot tengah mempersiapkan regulasi pembuatan instalasi pembenihan (hatchery) kepiting bakau melalui Perda. Jika sudah memiliki hatchery kepiting bakau maka bisa menjadi dasar asal kepiting yang akan di ekspor adalah kepiting budidaya.
“Kalau hatchery ini sudah dilirik banyak investor mulai dari Cina, Malaysia dan Vietnam bahkan Perancis mau berinvestasi mengenai kepiting ini, sebagai pengembangan kepiting kedepan,” ujarnya.
Investor tersebut sudah beberapa kali datang dan melihat kondisi alam dan lokasi yang akan dijadikan hatchery. Hanya saja, harus ada dasar regulasi yang mengatur tentang hatchery ini.
“Butuh payung hukum untuk mengembangkan. Dan ini menurut saya bergerak di bidang usaha, kalau pemerintah secara personal melakukan terlalu berat. Kita punya kompetensi, kemauan tapi tidak punya waktu,” kata Khairul.
Pemkot harus menunjuk profesional untuk secara waktu ke waktu berkomunikasi dan melakukan upaya untuk pengembangan. Harapannya, budidaya kepiting di Tarakan jauh lebih baik.
“Di Kaltara ini kan sudah dari dulu (budidaya kepiting), hanya kenapa dari dulu tidak jalan karena kita tidak punya waktu. Terlalu banyak tugas administratif, bagaimana mau mengembangkan hal yang bersifat dunia usaha. Makanya dibentuk badan usaha, tidak bisa sambilan dan harus fokus,” tuturnya.
Meski belum memiliki target berapa nilai investasi, menurutnya, saat ini calon investor sedang melakukan penjajakan, untuk hatchery. “Kalau soal harga juga belum tahu, tapi untuk tahapan awal kita tidak tahu. Mungkin bisa digratiskan dulu kepada nelayan kita,” tandasnya.
Penulis: */Saf/Korankaltara
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.