Sabtu, 28/09/2019

Pertamina Berlakukan Sistem Transaksi Digital di SPBU

Sabtu, 28/09/2019

Pertamina tengah mengujicobakan sistem transaksi digital untuk mencegah praktik pengetapan sekaligus memberikan jaminan jumlah BBM yang disalurkan sesuai dengan nominal pembayaran dari konsumen. ( Foto: Hendra/korankaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pertamina Berlakukan Sistem Transaksi Digital di SPBU

Sabtu, 28/09/2019

logo

Pertamina tengah mengujicobakan sistem transaksi digital untuk mencegah praktik pengetapan sekaligus memberikan jaminan jumlah BBM yang disalurkan sesuai dengan nominal pembayaran dari konsumen. ( Foto: Hendra/korankaltimcom)

KORANKALTIM, BALIKPAPAN - Pertamina mengembangkan sistem transaksi digital. Tujuannya memberi kepastian transaksi kepada konsumen. Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disalurkan sesuai dengan uang yang dibayarkan.

Pertamina SER - 1 Balikpapan, Ahmad Tohir mengatakan, sistem transaksi digital itu telah terpasang di empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum diantaranya SPBU Gunung Guntur, SPBU Km 4, SPBU Km 9 dan SPBU Kebun Sayur.

“Sudah terkoneksi semua, bahkan print out transaksi kami pakai aplikasi android, jadi data transaksi masuk ke sistem dan bisa kami pantau secara real time,” kata Ahmad Tohir, Jumat (27/9).

Sistem itu sekaligus untuk menekan praktik pengetapan BBM bersubsidi yakni solar dan premium. Pasalnya, semua transaksi kini sudah terekam. Walau masih berupa proyek uji coba.

“Kalau dulu kan ada tangki kendaraan dimodifikasi, bisa mengisi BBM lebih dari standar tangkinya. Sekarang, kalau ada yang isi BBM melebihi kapasitas tangki, misal seharusnya 200 liter tapi ngisinya 500 liter untuk satu kendaraan, ya sudah ketahuan,” jelasnya.

Bahkan alat digital juga terpasang di tangki pendam SPBU. Fungsinya untuk mengetahui kapasitas dan BBM yang tersisa serta mencegah praktik nakal pihak SPBU maupun sopir truk tangki BBM.

“Contohnya nih, BBM masih banyak dan tidak dijual pihak SPBU atau sopir tidak membongkar semua isi mobil tangki, ya sekarang itu pasti ketahuan,” terangnya.

Pertamina menargetkan digitalisasi SPBU rampung secara nasional pada tahun ini. Walau diakui tidak mudah membangun sistem digital. Tergantung konektivitas jaringan internet di setiap wilayah.

“Kerja samanya kan dengan Telkom untuk penyedia infrastruktur, dan mereka juga kewalahan. Kebanyakan sistem ini sudah jalan di Pulau Jawa,” ungkapnya.

Selain jaringan, spesifikasi mesin di SPBU juga ada yang harus diubah agar sistem digital itu bisa terkoneksi. Sedangkan mengubah mesin juga mesti melibatkan pihak meterologi.

“Iya, mesin itu kan setelah terpasang dan ditera, lalu disegel oleh meterologi. Kami dan pihak SPBU tidak berani dan tidak berhak melepas segel,” sambungnya.

Ditambah lagi, beberapa SPBU juga menggunakan jasa vendor jaringan internet yang berbeda. Maka, Pertamina ingin melakukan penyeragaman agar setiap SPBU memiliki kesamaan dalam sistem digital.

“Kalau jadi satu sistem, kan Pertamina bahkan BPH Migas bisa melakukan pengecekan, datanya bisa langsung ditarik, kalau sekarang ada yang belum bisa karena masing-masing vendor berbeda kebijakannya,” tandas Tohir. 


Penulis: */Hendra

Editor: M. Huldi

Pertamina Berlakukan Sistem Transaksi Digital di SPBU

Sabtu, 28/09/2019

Pertamina tengah mengujicobakan sistem transaksi digital untuk mencegah praktik pengetapan sekaligus memberikan jaminan jumlah BBM yang disalurkan sesuai dengan nominal pembayaran dari konsumen. ( Foto: Hendra/korankaltimcom)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.