Jumat, 15/11/2019

Floating Amphibious Buatan Lokal, Sudah Dioperasikan di Bengalon

Jumat, 15/11/2019

Melalui PT Sriwijaya Teknik Utama, Wira Lesmana (tengah) mampu membuat floating amphibious yang bisa mengapungkan ekskavator. ( Foto: Alvin/korankaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Floating Amphibious Buatan Lokal, Sudah Dioperasikan di Bengalon

Jumat, 15/11/2019

logo

Melalui PT Sriwijaya Teknik Utama, Wira Lesmana (tengah) mampu membuat floating amphibious yang bisa mengapungkan ekskavator. ( Foto: Alvin/korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Pendiri PT Sriwijaya Teknik Utama (STU), Wira Lesmana Wilistio merupakan lulusan Sekolah Teknik Mesin atau kini menjadi SMKN 2 Samarinda.

Tak banyak yang tahu. Perusahaan yang ia dirikan sejak 1984 dan bergerak di bidang pengelasan, bubut serta industri logam terbesar di Samarinda ini sedang memproduksi floating amphibious untuk pengerukan lumpur sungai di Bengalon.

Floating amphibious merupakan alat bantu yang memungkinkan ekskavator mengambang di perairan.

Wira menjelaskan, selama ini Pemerintah Kota Samarinda selalu mendatangkan floating amphibious dari luar negeri. Namun, kini anak asli Kota Tepian telah mampu memproduksi dan harganya pun jauh di bawah impor.

”Adanya produksi ini di Samarinda semoga pemerintah lebih memilih produk lokal,” kata Wira, Kamis (14/11).

Inisiasi Wira membuat floating amphibious di perusahaannya karena terinspirasi untuk turut serta membantu mengatasi persoalan banjir yang selama ini terus menghantui Kota Samarinda. 

Menurutnya, jika Samarinda sudah mampu memproduksi sendiri floating amphibious, maka tidak ada kesusahan bagi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk menggunakan yang sebelumnya harus diimpor.

”Kalau di sini kan kita mengerti tentang kontur tanah Samarinda, bagaimana kalibrasi di perairan, jadi ini memang diciptakan untuk mampu membantu masalah banjir, khususnya di SKM (Sungai Karang Mumus) itu kan sampahnya berbagai macam jenis,” sambungnya.

Floating amphibious yang mampu mengangkut beban seberat 20 ton ini, produksinya memakan waktu 6 pekan perunit dan membutuhkan 10 ton logam besi. STU mampu memproduksi 4 unit dalam waktu 3 bulan.

Kepala Dinas Perindustrian (Kadisperin) Kota Samarinda, Muhammad Faisal yang turut mengunjungi PT STU, mengaku kagum atas karya tersebut. Ia juga menyebut akan berkomunikasi dengan Wali Kota Samarinda untuk melaporkan adanya floating amphibious buatan lokal yang bisa dimanfaatkan.

”Saya kagum pabrik ini bisa membuat apa saja, terlebih tadi ada kapal amfibi yang digunakan untuk pengerukan lumpur di Bengalon,” kata Faisal. 


Penulis: Alvin


Floating Amphibious Buatan Lokal, Sudah Dioperasikan di Bengalon

Jumat, 15/11/2019

Melalui PT Sriwijaya Teknik Utama, Wira Lesmana (tengah) mampu membuat floating amphibious yang bisa mengapungkan ekskavator. ( Foto: Alvin/korankaltimcom)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.