SAAT Ramadan biasanya ada satu kebiasaan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia, yaitu ngabuburit. Ya, kegiatan jalan-jalan di sekitar wilayah rumah ini dilakukan oleh masyarakat saat menjelang azan magrib.

Uniknya, ngabuburit ternyata tidak hanya dilakukan oleh daerah tertentu saja, tapi juga dihampir setiap daerah di Indonesia yang warganya beragama Islam. Nah, bagi kamu yang sering ngabuburit, pernahkah berpikir apa sebenarnya arti ngabuburit dan mengapa disebut demikian?

“Di Indonesia terdapat istilah ngabuburit yang berasal dari kata burit dalam bahasa Sunda artinya sore atau petang. Kependekan dari ‘nga-bu-burit’ yang berarti proses mengisi dan menunggu waktu berbuka puasa, waktunya kira-kira ba’da ashar sampai magrib,” papar  Sejarawan Indonesia, Aktivis Pelestarian Sejarah dan Budaya, dan Pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) Asep Kambali saat menjawab pertanyaan Okezone lewat pesan singkat, Rabu (23/5/2018).

Asep memaparkan, selain di masyarakat Sunda, burit kata dasar dari ngabuburit, ternyata juga terdapat dalam bahasa suku Banjar di Pulau Kalimantan. Namun, burit dari bahasa suku Banjar memiliki arti yang berbeda dengan burit dari bahasa Sunda, sebab burit itu berarti pantat.

“Dalam pandangan saya, bisa juga burit diartikan sebagai ujung atau akhir, maka kita mengenal istilah buritan kapal. Jadi ngabuburit itu berasal dari kata burit di tambahkan awalan nga-, yang berarti proses, sementara pengulangan bu- menandakan proses yang membutuhkan waktu yg relatif lama,” jelasnya.

Lebih lanjut, masih dalam penjelasannya, Asep mengatakan, ngabuburti berarti proses menunggu sore berakhir, hingga matahari tenggelam. Kalau dalam istilah puasa berarti sampai dengan azan magrib.

“Ngabuburit sudah meng-Indonesia, bahkan di daerah Kalimantan sendiri, yg notabene terdapat suku Banjar sendiri. Jadi di kalangan suku Banjar bahkan ada ‘konflik’ batin, karena katanya kesucian puasa Ramadan masa ‘dikotori’ dengan adanya istilah ngabuburit itu, yang berarti pantat. Istilah pantat mungkin kurang baik atau kurang enak didengar, atau berkonotasi negatif, sementara puasa bermakna positif atau baik,” ujar Asep.

Sementara itu, terlepas dari arti dari istilah ngabuburit, Asep pun menuturkan kegiatan masyarakat yang dilakukan saat ngabuburit di setiap daerah di Indonesia juga hampir sama, misal bakar petasan, kembang api, memukul beduk, permainan sarung, bakar meriam karbit dari bambu atau pohon kawung, dan lain lain. Namun, tiap daerah memiliki nama penyebutan berbeda. Tentu selain ritual keagamaan yang relatif sama,” pungkasnya. (rzy)