Rabu, 18/09/2019

Kabut Asap Mengganas, Bagaimana Cara Melindungi Bayi?

Rabu, 18/09/2019

Ilustrasi ( Foto: net )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Kabut Asap Mengganas, Bagaimana Cara Melindungi Bayi?

Rabu, 18/09/2019

logo

Ilustrasi ( Foto: net )

KORANKALTIM.COM--Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meluas bukan hanya membahayakan kesehatan orang dewasa yang beraktivitas di luar.

Siapa pun bisa terdampak, apalagi bayi yang daya tahan tubuhnya masih lemah. Lalu, bagaimana cara melindungi si Kecil dari bahaya tersebut?

Fakta betapa berbahayanya kabut asap bagi bayi memang terbukti. Berdasarkan sejumlah sumber berita, seorang bayi berusia 4 bulan meninggal dunia, diduga akibat penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dampak dari kabut asap yang melanda wilayah Sumatra Selatan. Tak hanya itu saja, per hari Sabtu (14/9), pihak dari Kementerian Kesehatan RI di Sumatra Selatan menyebutkan, sebanyak 2.188 balita terkena ISPA akibat kabut asap yang pekat. Belum lagi korban yang berada di Kalimantan.

Dikutip dari klikdokter.com,  dr. Alvin Nursalim, SpPD, mengatakan, melindungi bayi dari kabut asap terbilang lebih susah. Pasalnya, daya tahan tubuh mereka jauh lebih rendah ketimbang orang dewasa, sehingga sangat mudah terkena dampaknya. Selain itu, organ dan saluran pernapasan bayi yang belum sempurna juga meningkatkan risiko kematian akibat kabut asap. 

Sebelum pada akhirnya bisa berujung pada kematian, kabut asap akan memicu gangguan pernapasan terlebih dulu. Misalnya batuk, iritasi tenggorokan, hingga saluran pernapasan atas. 

Serangan asma dan sesak napas pun bisa dipicu oleh kabut asap. Sayangnya, bayi belum bisa menunjukkan keluhannya secara jelas selain menangis, sehingga masalah tersebut sering luput dari perhatian orang tua.

Atas dasar itulah, dr. Alvin menyarankan para orang tua di berbagai wilayah yang tengah diselimuti kabut asap untuk melakukan langkah-langkah pencegahan di bawah ini.


-Sebisa mungkin tidak beraktivitas di luar rumah

Jika Anda hidup di wilayah sekitar area karhutla dan asapnya sudah mulai terlihat, sebaiknya bayi tidak dibawa ke luar rumah. Meski kabut mungkin masih tipis, tetapi ingat, daya tahan tubuh bayi masih rendah.

Anda disarankan untuk beraktivitas di ruangan berpendingin, sehingga sirkulasi udara lebih baik dan tidak sesak.


-Tutup semua jendela dan pintu, nyalakan exhaust fan

Pastikan untuk menutup semua pintu, jendela, dan kalau perlu ventilasi untuk mencegah kabut asap masuk ke dalam rumah. 

“Tutup rapat celah-celah yang ada, lalu nyalakan exhaust fan dan agar asap yang masuk ke rumah terbuang lagi ke luar,” kata dr. Alvin.

Kalau kabut asap sudah mereda, baru Anda bisa buka jendela, lalu bersihkan sisa debu yang menempel di permukaan. Anda juga bisa menyiram halaman rumah agar asap dan debu berkurang.


-Pakaikan masker khusus bayi

Jika bayi sudah bisa dipakaikan masker, belilah masker khusus bayi yang bisa didapatkan di apotek. Masker tersebut cukup efektif untuk meminimalkan asap yang terhirup. Namun, jangan lupa untuk menggantinya secara rutin, ya!


- Orang tua harus bersih sebelum memegang bayi

Bayi tetap bisa terpapar polutan atau asap dari tangan dan pakaian orang tuanya yang baru saja beraktivitas di luar ruangan. Jadi, sebelum menyentuh atau menggendong bayi, sebaiknya cuci tangan, jika perlu mandi dan ganti baju terlebih dulu.

-Tidak perlu pasang wewangian di dalam rumah


Meski bau asap kurang sedap, tetapi Anda tak perlu memasang aromaterapi (apalagi yang dibakar dan menimbukan asap) di dalam ruangan. Sebab, pada bayi yang sensitif, itu justru dapat memperparah masalah pernapasannya dan bikin mata jadi perih. 


--Tingkatkan daya tahan tubuh bayi

Tak cuma melindungi dari luar, bayi juga mesti terlindungi dari dalam atau dari daya tahan tubuhnya sendiri. 

“Tingkatkan daya tahan tubuhnya dengan terus memberikannya ASI dan makanan pendamping yang bergizi,” pungkas dr. Alvin.

Selain itu, jadwal imunisasi juga jangan sampai terlewat.

Demikianlah cara melindungi bayi dari kabut asap. Tak hanya bayi, lindungi juga diri Anda dan anggota keluarga lainnya dengan cara yang kurang lebih sama, yaitu pakai masker, lebih baik tinggal di dalam ruangan, serta jaga dan tingkatkan daya tahan tubuh.(*)

Kabut Asap Mengganas, Bagaimana Cara Melindungi Bayi?

Rabu, 18/09/2019

Ilustrasi ( Foto: net )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.