SAMARINDA – Bukannya sebagai penindak pere­daran narkoba, oknum polisi ini malah turut terlibat dalam sindikat peredaran sabu-sabu. Perannya sangat sentral. Dalam jaringan yang dibongkar Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim, oknum polisi ini bertindak sebagai pengendali alias otak dari sindikat pengedar barang haram di Samarinda.

Seorang oknum polisi berinisial DD (22) tak berkutik saat diringkus petugas BNNP Kaltim di Samarinda. Dia sudah menjadi target karena diduga terlibat mengenda­likan peredaran narkoba. DD ditangkap, Sabtu (27/1) bersama tiga tersangka lain di Samarinda. 

Kuat dugaan, oknum polisi ini terlibat sindikat peredaran narkoba jenis sabu-sabu.

Hasil penyelidikan sementara, petugas mengungkap pria berbadan tegap tersebut dikabarkan memiliki peran yang cukup sentral dalam bisnis haram serbuk menyerupai kristal putih. BNNP Kaltim menduga DD sebagai pengendali.

“Jadi, perannya cukup sentral, dia yang akan bertransaksi kepada pembeli dan dia yang mencari barang dan dia yang mengatur pertemuan, jadi cukup sentral,” kata Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Raja Haryono melalui Kabid Pemberantasan, AKBP Halomoan Tampubolon kepada wartawan di kantornya, Jalan Rapak Indah, Senin (29/1).

“Mungkin boleh dikatakan perannya sebagai pengendali atau sebagai otak yang mengatur rencana transaksi,” tambah dia.

Tampubolon mengaku polisi masih menelisik satuan kepolisian tersangka ini bertugas. “Masih kami selidiki,” kata dia.

Media ini berhasil mendapati alamat tempat tinggal tersangka, Jalan Bhayangkara. Jika di­padukan, ­besar kemungkinan tersangka bertugas di Polres Kutai Timur.

Kepala Polres Kutai Timur, AKBP Teddy Ristiawan lekas-lekas membantah. Teddy menilai media ini salah mendapatkan informasi. “Gak ada mbak, salah info itu,” kata Teddy dalam pesan singkatnya. Pertanyaan lanjutan tak mendapat tanggapan dari Kapolres.

Selain meringkus DD, BNNP juga menangkap seorang pria warga sipil berinisial SAS (20) warga Jalan Mulawarman Kecamatan Palaran dan dua orang wanita, masing-masing berinisial AA (28) yang merupakan pengemudi ojek online dan SA (27) warga Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Sambutan. 

“Keempat orang yang sudah kami amankan ini merupakan satu jaringan,” beber Tampubolon. 

Mantan Kasat Sabhara Polresta Samarinda itu menyebut jaringan peredaran narkoba yang berhasil mereka ungkap itu sebagai jaringan antar kabupaten di Provinsi Kaltim.

Pengendalian bisnis haram tersebut juga diduga dikendalikan oleh narapidana di salah satu Lapas di Kaltim. “Jadi barang itu (sabu) ada di Samarinda, yang menggerakkan dari Bontang dan yang transaksinya adalah orang yang dari Sangatta, pembelinya ada di Samarinda. Jadi ini jaringannya sudah lumayan koordinasi antara mereka itu cukup matang,” urainya. 

Penangkapan terhadap ke empat pelaku, bermula dari informasi yang diterima BNNP Kaltim mengenai adanya rencana transaksi narkoba oleh jaringan ini. Petugas BNNP Kaltim kemudian menggelar penyeli­dikan. 

Setelah sasaran dirasa benar, petugas melakukan penangkapan terhadap keempat tersangka yang diduga saat itu hendak melakukan transaksi narkoba di Jalan Arif Rahman Hakim, Samarinda, sekitar pukul 16.30 WITA. 

Tanpa perlawanan, keempatnya diciduk termasuk DD yang saat itu langsung diborgol. “Dari penangkapan itu kita amankan barang bukti 50,05 gram sabu-sabu, atau istilah diperadaran narkoba itu satu bal,” pugkas Tampubolon. 

Barang bukti lainnya yang diamankan, yakni sebuah tas ransel, sejumlah Hp serta dua unit motor. “Kasus ini masih terus kami kembangkan, masih ada beberapa orang yang kami cari,” demikian Tampubolon. (dor/yul)