LONDON –Turnamen tenis dunia Wimbledon 2017 sudah memasuki hari kedua Rabu (5/7) kemarin, namun baru berlangsung dua hari, penonton yang datang ke stadion merasa dirugikan lantaran pertandingan yang berjalan terlalu singkat disaat mereka sudah  membayar mahal.

Pada hari kedua kemarin, dari nomor tunggal dan putri saja, ada sekitar 64 pertandingan yang berlangsung. Yang ditunggu-tunggu penonton tentu saja pertandingan-pertandingan penting. Aksi petenis-petenis top seperti Novak Djokovic, Roger Federer, dan Angelique Kerber di Centre Court adalah yang paling menyita perhatian.

Dengan tiket termurah Centre Court dibanderol 56 poundsterling (sekitar Rp 967 ribu) untuk hari kedua, wajar rasanya kalau ekspektasinya laga akan menarik. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Pertandingan Djokovic cuma berlangsung 40 menit lantaran sang lawan, Martin Klizan, mundur di set kedua akibat cedera. Sama halnya dengan Federer, petenis Swiss itu cuma bermain 43 menit usai Alexandr Dolgopolov juga cedera. Bahkan ada yang cuma bermain 15 menit ketika Janko Tipsarevic mundur saat menghadapi Jared Donaldson. Sementara Viktor Troicki juga cuma bermain 17 menit, juga karena cedera.

Laga-laga singkat itu dinilai merugikan penonton yang sudah bayar mahal-mahal untuk membeli tiket. Terlebih faktanya tiap pemain tetap mendapat uang partisipasi yang lumayan meski kandas di babak pertama.

Tipsarevic misalnya, petenis Serbia itu mendapat uang tampil sebesar 35 ribu poundsterling atau sekitar Rp604 juta. Begitu pun dengan petenis-petenis lainnya yang juga kandas di babak pertama. 

Namun, kritikan soal besarnya biaya partisipasi dianggap wajar oleh Tipsarevic. Ia menilai para petenis juga butuh biaya untuk berlatih dan sebagainya. “Ada banyak pemain yang berjuang ke babak utama Wimbledon dengan bermain di turnamen level Challenger. Anda harus membayar pelatih dan semua hal pendukungnya, saya salah satu dari mereka,” kilah Tipsarevic seperti dilansir Daily Mail.

“Tahun ini saya membuat lompatan besar dari peringkat 600 atau berapa pun menjadi 50-60, terutama karena melalui Challengers. Karena saya berinvestasi di tim saya dan segalanya, kurang lebih saya impas. Jadi jika ada yang terus bermain di level Challengers, lalu punya kans bermain di babak utama Wimbledon, saya kira tidak ada orang yang berhak menghakiminya atau mengatakan ‘Anda tidak melakukan sesuatu yang baik. Anda tidak adil, pergi ke lapangan lalu mengambil cek. Orang yang sama mungkin nantinya, kalau kalah, juga akan membayar pelatihnya dan semua biaya lainnya untuk pergi ke level Challenger, di mana jika dia menang cuma mendapat 150 euro atau 300 euro,” katanya. (dts)