Senin, 28/05/2018

Perbankan Syariah Kaltim Baru 2,5 Persen

Senin, 28/05/2018

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Perbankan Syariah Kaltim Baru 2,5 Persen

Senin, 28/05/2018

logo

Ilustrasi

SAMARINDA - Menjelma menjadi bentuk baru perekonomian. Potensi ekonomi syariah khususnya di Kaltim tak bisa dibilang kecil. Memiliki luas 129.066,64 kilometer, dengan populasi berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim sebanyak 3,6 juta jiwa, di mana 85,57 persen di antaranya pemeluk muslim, tentu pangsa pasar yang besar bagi ekonomi syariah.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw-BI) Kaltim mencatat, pangsa pasar perbankan syariah di Kaltim masih sangat rendah. Yakni hanya 2,5 persen dari total kinerja bank umum.

Porsi itu lebih kecil dibanding rasio nasional yang sudah mencapai 5,7 persen. Karenanya, melalui fungsi bank sentral Kpw-BI Kaltim terus berupaya meningkatkan perkembangan ekonomi syariah di Bumi Etam. 

Kepala Kpw BI Kaltim Muhamad Nur menjelaskan, hal tersebut dilakukan salah satunya untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap  perbankan. 

Secara umum, kata Nur, saat ini pangsa segmen syariah terhadap industri keuangan di Kaltim sudah mulai pulih. Jika melihat pada beberapa tahun kebalakang, pada 2017 lalu misalnya, pasar perbankan syariah bahkan mampu menjaga pertumbuhan positif di angka 3,4 persen. 

“Sebelumnya, pada 2015 lalu pertumbuhannya minus 1,21 persen, dan mereda di menjadi minus 0,38 persen setahun setelahnya. Desember 2017 lalu, posisi aset bank syariah dan unit usaha syariah (UUS) di Kaltim ada di posisi Rp 7,6 triliun. Naik signifikan 13 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sementara itu,  pada kinerja pembiayaan, pada 2017 tercatat mencapai Rp 4,5 triliun atau tumbuh 4,31 persen dari 2016. 

Selanjutnya dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), juga dikatakan Nur, terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 15,27 persen, dengan nilai Rp 5,29 triliun pada periode yang sama.

Meski menunjukkan perbaikan dibanding dua tahun sebelumnya, pasar jasa keuangan dengan segmen syariah dinilai masih menyisakan ruang untuk tumbuh lebih besar.

Saat ini pihaknya sudah menyusun program untuk meningkatkan ekonomi syariah. Potensi sangat besar jika dilihat dari sisi masyarakat Kaltim yang sebagian besar beragama muslim.

“Sebenarnya syariah merupakan sebuah sistem. Sehingga jangan dibenturkan atau dibanding-bandingkan dengan konvensional. Harusnya sama-sama saling mendukung,” tukasnya.

Penekanan yang harus terus diasampaikan kepada masyarakat adalah, kata dia, bahwa Syariah merupakan sebuah sistem yang universal tanpa membedakan agama, layaknya sistem keuangan yang lain.  Karenanya, perbankan syariah boleh untuk siapa saja, bukan hanya untuk orang Islam saja.

Selain itu, ia juga melihat bahwa ekonomi syariah juga punya potensi untuk pengembangan ekonomi sebagai bekal pembangunan ekonomi di Kaltim. 

“Mungkin saat ini masyarakat yang belum percaya dengan perbankan bisa menggunakan syariah. Sehingga jika ekonomi syariah tumbuh, konvensional juga tumbuh itu tentunya yang diharapkan.

 Saat ini, pesantren merupakan salah satu potensi utama untuk mendongkrak pangsa pasar keuangan syariah. Bisa lewat kerja sama peningkatan UMKM di pesantren yang dibiayai oleh perbankan syariah. Juga masih banyak potensi-potensi peningkatan ekonomi syariah lainnya,” pungkasnya. (rs)

Perbankan Syariah Kaltim Baru 2,5 Persen

Senin, 28/05/2018

Ilustrasi

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.