Jumat, 07/07/2017
Jumat, 07/07/2017
Ilustrasi
Jumat, 07/07/2017
Ilustrasi
SAMARINDA – Antisipasi teror oleh kelompok radikal terhadap TNI dan Polri tetap dijalankan. Meski polisi yang kerap menjadi sasaran, TNI juga siaga. Alasannya, saat ini TNI juga dilibatkan dalam penanganan teror tanah air. Tak ingin kecolongan, pengamanan di setiap markas TNI ditambah.
Di Kaltim, Komandao Resort Militer (Korem) 091/Aji Surya Natakesuma tetap bersiaga mengantisipasi teror. Selain ansitispasi teror kepada setiap pasukan dan markas, Korem 091/ASN juga masih berjaga di garis batas negara mengantisipasi masuknya kelompok radikal dari Filipina. “Sudah ada penebalan (pengamanan) di markas-markas kita, termasuk juga di satuan-satuan di wilayah perbatasan. Dilakukan penebalan-penebalan, baik secara personil maupun persenjataan,” kata Komandan Korem 091/ASN, Kolonel Inf Irham Waroihan, kemarin.
Irham menilai seperti yang sudah terjadi belakangan, pelaku teror cenderung menjadikan polri sebagai sasaran. Menurut dia, karena Korps Bhayangkara merupakan institusi terdepan dalam pemberantasan teroris.
“Kalau (teror ke) militer jarang. Kalau kepolisian, sebelumnya yang merhadapan langsung dengan pelaku teror. Sekarang tapi kita (TNI) dilibatkan penanganan teror, oleh karenanya kami juga siap siaga,” tandasnya.
Selain meningkatkan pengamanan di markas-markas tentara, sampai saat ini kata Irham anggota TNI dan Polri yang ditempatkan menjaga perbatasan, masih beroperasi. Belum ada perintah penarikan pasukan jadi belum ditarik. Alih-alih mau ditarik, Irham mengatakan justru personil penjaga perbatasan tersebut ditambah.
“Ada penebalan 250 orang, sebelumnya ada 3.000 personil gabungan kepolisian, TNI Angkatan Darat dan Laut di tugaskan,” imbuhnya.
Mereka yang berjaga di tempatkan ke sejumlah pulau yang dianggap rawan disusupi yang awalnya tidak ada penempatan militer pun kini ikut diawasi.
“Anggota kita lakukan penebalan, peningkatan jumlah pasukan, ada pulau yang belum ditempati kita pertebal, contoh Maratua dan Derawan, kita perkuat,” tandasnya.
Selain antisipasi di internal, kata Irham TNI juga melakukan langkah-langkah antisipasi ke luar. TNI kata dia terus menggalang kekuatan bersama masyarakat agar menolak ideologi teroris. “Babinsa (bintara pembina desa) kita di lapangan mengorganisir warga, memobilisasi masyarakat, meningkatkan kesadaran terhadap bahaya terorisme ini. Bukan hanya aksinya tapi ideologinya perlu diwaspadai,” paparnya. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.