Minggu, 09/07/2017
Minggu, 09/07/2017
Barang Bukti: Rumah mewah ini diberi garis polisi sebagai barang bukti penggelapan oleh kasir cantik yang ditangani Polda Kaltim.
Minggu, 09/07/2017
Barang Bukti: Rumah mewah ini diberi garis polisi sebagai barang bukti penggelapan oleh kasir cantik yang ditangani Polda Kaltim.
BALIKPAPAN - Kasus penggelapan uang PT Serba Mulia Auto (SMA) Samarinda tidak berimbas pada proses penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) para pembeli mobil.
Berdasarkan penyelidikan yang dilaporkan oleh pelapor pada 13 September 2016, kerugian perusahaan mencapai Rp25 miliar atas tindakan kasirnya, Leni Nurrussanti (30) sama sekali tak mengganggu layanan perusahaan.
Hsil pengembangan penyidikan, terungkap aksi ‘kasir cantik’ ini murni dilakukan sendiri bersama suaminya, Jeffriansyah (28) dan Muhammad Deny Rayindra (28) yang merupakan adik kandung Leni. Kesimpulan sementara penyidik, Leni bekerja sendiri memanipulasi data neraca keuangan perusahaan.
“Tersangka inikan kasir, dia mengetahui password neraca keuangan, yang terkait masalah password dia bisa memanipulasi data penerimaan pembayaraan DP (Down Paymen) dari customer,”ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus, Kombes Pol Yustan Alpiani belum lama ini.
Manipulasi yang dilakukan tersangka lanjut perwira tiga bunga di pundak ini dengan menyimpan data pembayaran di tahun selanjutnya. “Data itu ditendang ke belakang ke tahun berikutnya bisa di tahun 2020 atau 2025, sehingga neraca sistemnya uangnya sepertinya masih ada. Itu yang membuat perusahaan tidak mencurigai hingga pelaku bisa beraksi selama kurun waktu 20 bulan,” bebernya.
“Hingga akhirnya ada temuan awal karena ada muncul piutang Rp5,6 M, dari kecurigaan itu dilakukan audit internal, kemudian dilaporkan di lakukan audit eksternal akhirnya ditemukan kerugian Rp 25 miliar,” tambahnya.
Terkait pemalsuan dokumen kata Yustan di mana pelaku menggunakan kartu identitas milik keluarga atau rekan tersangka. “Untuk pemalsuan dokumen oleh pelaku sesuai yang disampaikan Kapolda, dengan menggunakan KTP seperti keluarga, temannya hingga akhirnya setiap KTP bisa mengeluarkan 2 unit hingga 10 unit setiap KTP. Ini yang dilakukan pemalsuan yang mana dalam pembelian ini yang di palsukan, sehingga dokumen dlm proses pembelian seakan-akan benar padahal pemilik KTP pun tidak pernah tahu,” jelasnya.
Setelah mobil seolah-olah terjual kemudian Jefri dan Deny menjual ke pihak ke tiga dengan harga normal. “Hasil penjualan kemudian dibelikan barang-barang mewah ada dalam bentuk rumah, perhiasan, kendaraan bermotor dan tanah. (yud)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.