Sabtu, 02/02/2019
Sabtu, 02/02/2019
Polres Balikpapan membeberkan para pelaku dan barang bukti praktik aborsi di Kota Balikpapan, Jumat (1/2) ( Yudi / korankaltim )
Sabtu, 02/02/2019
Polres Balikpapan membeberkan para pelaku dan barang bukti praktik aborsi di Kota Balikpapan, Jumat (1/2) ( Yudi / korankaltim )
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Polisi sudah menetapkan tujuh tersangka terkait praktik aborsi di Kota Balikpapan. Esty Purwanti dan Winda Yuliandari yang merupakan pelaku utama membuka praktik aborsi merupakan kakak beradik. Ada ungkapan mengejutkan dari mereka, ternyata membuka praktik pengguguran janin bukan didapat dari ilmu akademik kedokteran. Mereka mengaku, ilmu aborsi didapat dengan belajar dari mesin pencari internet, google.
Satu dari tujuh tersangka lain, Sukamto. Dia diketahui berperan sebagai penyuplai obat untuk kepreluan aborsi. Para tersangka utama mengaku sudah dua tahun praktik aborsi. “Kalau dapatnya baru-baru aja kok. Kalau saya baru dapat dua pasien,” aku Winda, Jumat (1/2) di Mapolres Balikpapan.
Esty kakak kandung Winda membeber pengakuan yang mengejutkan. Dengan nada polos dia menjelaskan jika keahlian aborsi hingga obat-obatan yang diperlukan untuk aborsi didapatnya dari mesin pencari google. “Dari google dapatnya,” timpalnya.
Dia mengaku selama praktik belum pernah gagal. Selama dua tahun membuka praktik aborsi, Esty mengaku sudah lebih dari sepuluh pasien digugurkan kandungannya. Esty tidak mematok harga tinggi. “Tergantung pasiennya kalau yang gak punya uang ya gak dikasih tarif mahal. Obatnya saja Rp350 - Rp 400 ribu itu satu pasang obat,” akunya
Penulis: Yudi
Editor: Firman Hidayat
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.