Rabu, 27/02/2019
Rabu, 27/02/2019
Ilustrasi /Foto: Freepik
Rabu, 27/02/2019
Ilustrasi /Foto: Freepik
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Kekhawatiran akan merebaknya kenakalan remaja di Samarinda dan sekitarnya, terbukti lewat program sosialisasi dan pendekatan pada remaja oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kaltim. Tak hanya mendapatkan data terkait kenakalan remaja, PKBI Kaltim juga mendapatkan data menyangkut perilaku seks bebas, dan pemakaian narkoba yang berujung pada meingkatnya HIV/AIDS.
Melewati masa transisi, problematika remaja muncul beragam. Mulai dorongan aktifitas seksualitas yang berujung penyakit menular HIV/AIDS, hingga proses aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan.
“19 anggota PKBI di lapangan mengungkap fakta usia remaja paling rentan dalam perilaku seks bebas,” ungkap Direktur Eksekutif Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kaltim, Muran Gautama, kemarin.
Perilaku seks bebas menurutnya, menjadi ancaman serius generasi muda Kaltim. Apalagi peran teknologi sangat besar selama orang tua tak membatasi gerak anak dalam sosialisasinya terutama di dunia maya.
“Selain pentingnya pengetahuan soal dunia seks, peran pengawasan orang tua sangat penting. Karena, lingkungan rumah menjadi yang paling penting sebagai garda utama,” katanya.
Survei PKBI Kaltim tergolong mengejutkan. Sejak 2012 lalu, remaja usia 14 sudah melakukan hubungan seks pertama kali dengan pasangannya. Kebanyakan dengan pacar sendiri.
Kondisi itu kini semakin miris karena dibeberapa kasus, perilaku seks menyimpang terhadap anak-anak dilakukan oleh orang terdekat. Mulai tetangga, paman ataupun orang tua sendiri.
Tak hanya soal perilaku seksual. Pemakaian narkoba juga kini mulai merambah remaja dan anak-anak. Hampir semua anak-anak dan remaja yang mengikuti survei tim PKBI yang menyadari bahayanya praktik sanggama dan penggunaan narkoba itu bisa berujung pada HIV/AIDS.
Data dari April 2016 hingga Desember 2018 lalu, berdasarkan program pendekatan dan perangkulan PKBI lewat 19 orang timnya, terdata 18.666 orang yang diarahkan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Dari proses itu, 719 di diagnosa positif mengidap HIV/AIDS.
Dari jumlah itu sebutnya, sekitar 25% lebih adalah anak usia remaja.“Bayangkan, tanpa program pendekatan yang memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS itu, begitu luasnya potensi penyebarannya. Itu masih dari PKBI saja,” sebutnya.
Penulis: Adhi Abdhian
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.