Kamis, 04/04/2019

Industri Pengolahan Hasil Tambang dan Perkebunan, Sektor Baru Pendapatan Kaltim

Kamis, 04/04/2019

Sektor pertambangan batu bara diyakini sebagai salah satu sektor potensial untuk meningkatkan pendapatan daerah bila ada industri pengolahan ( net)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Industri Pengolahan Hasil Tambang dan Perkebunan, Sektor Baru Pendapatan Kaltim

Kamis, 04/04/2019

logo

Sektor pertambangan batu bara diyakini sebagai salah satu sektor potensial untuk meningkatkan pendapatan daerah bila ada industri pengolahan ( net)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Kaltim masih bisa meningkatkan pendapatan daerahnya dimana sektor industri pengolahan menjadi potensi yang paling besar dan bisa dimaksimalkan produksi hilirisasinya agar menjadi sumber baru dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim.  

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Kaltim, Midden Sihombing. Sektor industri pengolahan terutama industri yang mengolah turunan hasil tambang dan perkebunan menurutnya masih menjadi potensi ekonomi Kaltim beberapa periode kedepan. 

“Pada 2018, sektor yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi ini menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 116,55 triliun, dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan pembentuk PDRB sebesar 0,11 persen dari angka pertumbuhan Kaltim sebesar 2,67 persen,” kata Midden kepada korankaltim.com beberapa waktu lalu.

Peran sektor tersebut dalam struktur ekonomi Kaltim terang dia, menunjukkan tren meningkat. Hal ini dapat dipahami karena ditopang bahan baku yang sangat berlimpah. Terutama produk tambang dan pertanian serta perkebunan seperti sawit dan karet. Sektor pertambangan dan penggalian di Kaltim yang menghasilkan minyak, gas, dan batu bara mendominasi struktur PDRB, mencapai 46 persen. “Kaltim terus bergerak ke arah hilirisasi, untuk meningkatkan nilai tambah daerahnya,” ungkapnya. 

Saat ini sudah terdapat industri pengolahan hasil tambang yaitu, kilang minyak di Balikpapan dan Bontang, yang saat ini dalam proses perluasan. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang Balikpapan, akan meningkatkan kapasitas produksi dari semula 260 juta kilo liter menjadi 360 juta kilo liter pada 2018. Pembangunan kilang minyak di Bontang juga direncanakan dimulai pada 2018 dan beroperasi 2022 dengan target produksi 235 ribu barrel per hari.  Sektor yang mencatatkan pertumbuhan 0,52 persen pada 2018 ini, juga sangat potensial karena keunggulan letak geografis Kaltim untuk pengapalan atau ekspor hasil indutsri. “Perkembangan sektor ini juga menjadi perhatian serius pemerintah, terbukti dengan visi dan strategi pemerintah Kaltim untuk merealisasikan transformasi ekonomi, baik secara vertikal maupun horizontal,” sebut Midden.

Transformasi horizontal dengan cara mendiversifikasi sektor penopang pertumbuhan, tidak hanya pertambangan dan penggalian. Transformasi vertikal dengan cara malakukan hilirisasi produk, dalam hal ini komoditas hasil tambang yang cenderung dijual tanpa diolah. Di sinilah peran sektor industri untuk mengolah bahan baku sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian regional. Industri hilir hasil tambang batu bara, yang dimungkinkan salah satunya adalah gasifikasi batu bara untuk selanjutnya diolah menjadi bahan pengganti elpiji. “Potensi ini jika difokuskan dapat meningkatkan pendapatan Kaltim,” sebut Midden dengan nada yakin. (*)


Penulis: */Rusdi

Editor: Aspian Nur

Industri Pengolahan Hasil Tambang dan Perkebunan, Sektor Baru Pendapatan Kaltim

Kamis, 04/04/2019

Sektor pertambangan batu bara diyakini sebagai salah satu sektor potensial untuk meningkatkan pendapatan daerah bila ada industri pengolahan ( net)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.