Sabtu, 04/05/2019
Sabtu, 04/05/2019
Ilustrasi bawang putih
Sabtu, 04/05/2019
Ilustrasi bawang putih
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Pemprov Kaltim mengimbau masyarakat untuk tidak resah terhadap naiknya harga komoditas bawang putih yang kini hingga mencapai Rp 150 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kaltim, Fuad Assadin menyebut pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi hal ini.
“Yang pasti kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak. Kami akan gelar operasi pasar dan menambah stok dengan impor,” ujarnya, kemarin.
Naiknya harga bawang putih tersebut disebabkan oleh tertundanya izin impor ketika masa kampanye pemilihan umum (pemilu) lalu.
Kabid Perdagangan Disperindagkop UMKM Kaltim Heni Purwaningsih menambahkan, khusus untuk stok paling lambat pekan depan pasokan sudah sampai di Samarinda. Semuanya didatangkan dari Tiongkok melalui Surabaya.
“Posisi bawang putih untuk ke Samarinda sudah di Surabaya, paling cepat besok hari ini sudah berangkat dari Surabaya. Senin sudah sampai. Jadi Senin rencananya yang pakai kontainer dari distributor masuk 27 ton. Nanti hari Kamis 58 ton ada juga 10 ton masuk. Untuk pasokan sampai akhir Mei menjelang lebaran, itu total 250 ton,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan terakhir pihaknya, harga bawang putih saat ini masih berada di kisaran Rp 120 ribu.
Disperindagkop UMKM akan menggelar operasi pasar. Diakuinya, operasi pasar tidak ditujukan untuk menekan harga. Karena stok yang disiapkan juga tidak terlalu banyak. Namun lebih ditujukan agar masyarakat yang berada jauh dari pusat kota bisa merasa sedikit terbantu. “Jadi gini, yang 58 ton sampai 250 ton nanti itu kan memang untuk menekan harga. Kalau operasi pasar memang kami minta kuota untuk masyarakat di pinggiran. Itu paling 800 kilogram. Itu sekedar untuk membantu sedikit meringankan,” ucapnya.
Ia memastikan, saat Ramadan harga sudah bisa stabil. Karena pasokan yang akan datang hingga 250 ton dari Tiongkok tersebut akan digunakan secara maksimal, dengan distribusi yang tepat sasaran. “Produksi nasional (bawang putih, Red) itu baru 10 persen untuk memenuhi keperluan kita. 90 persennya impor. Makanya sektor pertanian harus didukung. Misalnya memikirkan bagaimana solusi jangka panjang. Kaltim sendiri belum ada yang swasembada kecuali ayam. Kita sudah swasembada 80 sampai 90 persen sudah produksi lokal,” pungkasnya.
Penulis : */rusdi
Editor : M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.