Kamis, 26/09/2019
Kamis, 26/09/2019
Debit air di Waduk Manggar terus menyusut dampak kemarau. ( Foto: Istimewa )
Kamis, 26/09/2019
Debit air di Waduk Manggar terus menyusut dampak kemarau. ( Foto: Istimewa )
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Kemarau panjang membuat debit Waduk Manggar terus menyurut dan kini berada di level 9.03 meter. Hujan deras yang mengguyur Kota Balikpapan pada Rabu (25/9) pagi, tidak memberikan keterisian waduk di Km 12 tersebut.
Direktur Utama PDAM Tirta Manggar, Haidir Effendi mengatakan Kota Balikpapan bisa mengalami krisis air bersih bila ke depan tidak ada perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan.
“Iya, hujan pagi tadi (kemarin, Red) tidak berpengaruh ke waduk walau hujan turun merata,” kata Haidir Effendi.
PDAM mulai kesulitan mendistribusikan air bersih untuk pelanggan yang bermukim di kawasan ketinggian. “Balikpapan Barat dan Prona 3 di Sepinggan,” ungkapnya.
Pemakaian air yang meningkat membuat distribusi air tidak bisa dialirkan di kawasan ketinggian Balikpapan Barat seperti Asrama Bukit dan Sidodadi. Ditambah lagi PDAM dipusingkan dengan kerapnya kebocoran pipa dan daya dorong dari booster tak efektif.
“Kami masih terus atasi gangguan itu, kalau distribusi memakai mobil tangki juga dilakukan simultan dan melayani eceran juga, warga bisa membeli satu atau dua drum, ada 300 pelanggan menunggu,” terangnya.
Kapasitas tangki milik PDAM antara 3 ribu sampai 5 ribu liter. Harganya Rp10 ribu per 1 kubik atau 1.000 liter. PDAM mengambil air di pos pengisian Jl MT Haryono.
Meski harga per kubik Rp10 ribu, penjualan di pasaran bisa mencapai Rp100 ribu karena bergantung jarak. “Kami ingin pemerintah kota bisa menetapkan harga eceran tertinggi supaya tidak melebihi ketentuan,” harapnya.
Mengetahui persoalan itu, Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi meminta PDAM agar memerhatikan suplai air di kawasan terdampak. Dirinya mengaku mendapat banyak keluhan dari masyarakat.
“Saya minta PDAM memerhatikan pasokan air di Balikpapan Selatan dan Balikpapan Barat,” ujar Rizal Effendi.
Sehingga PDAM segera mengoperasikan 20 armada tangki guna memenuhi kebutuhan air yang merupakan hak dasar dan hajat hidup orang banyak. Hanya saja armada tangki milik perusahaan daerah ini cuma delapan unit saja.
Maka untuk menutupi kebutuhan armada, PDAM membutuhkan kerja sama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim).
“Armada itu khusus melayani pelanggan yang paling membutuhkan. Paling tidak besok (hari ini, Red) sudah mulai beroperasi,” pungkas Rizal Effendi.
Penulis: */Hendra
Editor: M. Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.