Selasa, 10/12/2019

Target Penyelesaian Dipercepat Setahun dari Kontrak

Selasa, 10/12/2019

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama jajarannya meninjau pengerjaan pembangunan Jembatan Pulau Balang II yang ditargrtkan rampung pada akhir 2020. ( Foto: Ist)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Target Penyelesaian Dipercepat Setahun dari Kontrak

Selasa, 10/12/2019

logo

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama jajarannya meninjau pengerjaan pembangunan Jembatan Pulau Balang II yang ditargrtkan rampung pada akhir 2020. ( Foto: Ist)

KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menargetkan proyek Jembatan Pulau Balang II rampung akhir 2020. Lebih cepat dari target kontrak yakni 2021.

Pengerjaan jembatan yang berada di atas Teluk Balikpapan itu kini sudah 71 persen hingga Desember 2019. Jembatan Pulau Balang menjadi infrastruktur untuk menunjang kawasan Ibu Kota Negara (IKN).

“Jalan akses di sisi Penajam yang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dan jalan akses Balikpapan oleh Pemprov Kaltim, akan saya dorong untuk dapat diselesaikan,” kata Basuki, Senin (9/12).

Jembatan tesebut akan tersambung pula ke Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang juga ditarget rampung 100 persen pada Maret 2020 mendatang. “Sehingga akses menuju IKN lebih lancar dan nyaman, tidak berkelok-kelok,” sambungnya. 

Selain itu Jembatan Pulau Balang juga akan meningkatkan konektivitas pada Lintas Selatan Kalimantan sebagai jalur utama angkutan logistik. Pasalnya, jarak dan waktu tempuh menjadi lebih singkat.

Seperti diketahui, kendaraan dari Balikpapan menuju Penajam Paser Utara dan selanjutnya ke Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan dan kota lainnya, harus memutar dengan jarak sekitar 100 km dengan waktu tempuh 5 jam.

Bila Jembatan Pulau Balang rampung sesuai targer, maka akan memperpendek jarak menjadi 30 km dan waktu tempuh sekira 1 jam. Bahkan menjadi poros untuk pengembangan pelabuhan peti kemas dan Kawasan Industri Kariangau. 

Konstruksi jembatan tipe cable stayed ini terdiri dari bentang utama sepanjang 804 meter, jembatan pendekat sepanjang 167 meter, dan jalan akses sepanjang 1.807 meter. Biaya pembangunan jembatan adalah Rp1,38 triliun.

Saat ini progres konstruksi Jembatan Pulau Balang II sudah memasuki proses pengecoran lantai jembatan dan pemasangan cable stayed jembatan. Salah satu tantangan dalam pembangunan jembatan tersebut adalah faktor teknis terkait pemasangan bored pile.

Hal itu karena terdapat lapisan batu yang sangat keras, sehingga harus mengubah metode pemancangan. Tantangan lainnya adalah memasuki musim hujan 2019/2020 dengan angin dan arus laut yang kuat. 

Jembatan tersebut nantinya akan dilengkapi teknologi Structural Health Monitoring System (SHMS) berupa sensor yang berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan konstruksi jembatan.

Pusat pemantauan tersebut saat ini sedang dibangun di bawah Jembatan Pulau Balang II. Sensor seperti itu sudah diaplikasikan pada empat jembatan lainnya di Indonesia.

“Sistem sensor sudah diterapkan pada Jembatan Suramadu, Jembatan Ir. Soekarno di Manado, Jembatan Merah Putih Ambon, dan Jembatan Musi IV Palembang,” bebernya. 


Penulis: */Hendra

Editor: M. Huldi

Target Penyelesaian Dipercepat Setahun dari Kontrak

Selasa, 10/12/2019

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama jajarannya meninjau pengerjaan pembangunan Jembatan Pulau Balang II yang ditargrtkan rampung pada akhir 2020. ( Foto: Ist)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.