Kamis, 06/02/2020
Kamis, 06/02/2020
Ketua PIA Ardhya Garini Lanud Dhomber Balikpapan Nike Hendransyah memberikan bantuan seraya menyemangati Ejaz Fathan yang didiagnosa menderita leukimia. ( Foto: Hendra/korankaltimcom)
Kamis, 06/02/2020
Ketua PIA Ardhya Garini Lanud Dhomber Balikpapan Nike Hendransyah memberikan bantuan seraya menyemangati Ejaz Fathan yang didiagnosa menderita leukimia. ( Foto: Hendra/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Seorang bocah berusia 9 tahun didiagnosa menderita kanker darah atau leukimia. Namanya Ejaz Fathan. Cita-citanya ingin menjadi penghafal Alquran.
Ibu Ejaz Fathan, Amiek menjelaskan anaknya itu telah merasakan sakit pada Oktober 2019 lalu. Diawali mual dan muntah-muntah sehingga harus menjalani operasi usus buntu di salah satu rumah sakit.
“Ternyata sakitnya anak saya ini bersambung sampai sekarang,” kata Amiek di Yayasan Kanker Indonesia Kota Balikpapan, Rabu (5/2'/2020).
Bahkan terdapat beberapa benjolan selama dua minggu terakhir. Ia pun membawa anaknya ke Puskesmas untuk berobat. Pihak Puskesmas lantas memberikan antibiotik.
“Obatnya sudah habis Senin kemarin, dan malamnya anak saya ini muntah darah. Saya bawa ke RS Siloam, kemudian dirujuk ke RSKD,” ujarnya menceritakan.
Hanya saja, Amiek dan suaminya tidak mengetahui tingkat stadium leukimia yang diderita sang anak yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al Muhajirin.
“Alhamdulillah ditanggung BPJS Kesehatan. Belum ada keluar biaya. Saya nggak tahu sudah stadium berapa, tapi kata dokter, anak saya ini termasuk kuat,” ungkapnya.
Ketua YKI Kota Balikpapan, Sri Soetantinah menyebut penderita kanker mengalami peningkatan dan terbanyak berupa kanker payudara. “Kami fokus untuk mau dan bersedia memeriksakan diri secara dini supaya peluang untuk sembuh semakin besar,” kata Sri Soetantinah usai menerima kunjungan dari PIA Ardhya Garini Lanud Dhomber Balikpapan.
YKI yang berkantor di Palang Merah Indonesia (PMI) ingin berpartisipasi dalam penanganan pasien anak yang menderita leukimia. Mengingat ada obat yang memberikan peluang kesembuhan lebih tinggi. Kendati obat tersebut belum ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. “Kami lagi komunikasikan agar pasien bisa mendapatkan obat injeksi yang memang harganya cukup mahal dan ditangani selama 21 bulan,” tuturnya.
Ditambah lagi penyakit kanker turut dirasakan oleh penderita yang berstatus warga miskin hingga rentan mengalami kemiskinan.
“Kalau pasien yang kaya ya mungkin tidak masalah,” ucapnya.
Hanya saja, perempuan yang akrab disapa Tantin ini kurang mengetahui pasti angka penderita kanker terkini. Kendati data tersebut telah didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.
“Tapi yang terdeteksi oleh YKI, penderita kanker semakin lama semakin tinggi, tahun lalu saja ada 29 penderita kanker payudara dan 4 penderita kanker serviks,” sebutnya.
Tantin menyebut penanganan pasien penderita kanker sudah cukup baik. Bahkan RSKD sebagai rumah sakit rujukan memiliki alat yang lengkap. “Tapi banyak juga pasien yang harus dirujuk ke RS AW Syahranie di Samarinda, ya karena antrean jadi harus dirujuk ke sana juga,” tandasnya.
Penulis: */Hendra
Editor: M. Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.