Jumat, 21/02/2020

Kaltim Ingin Jadi Pelopor Sertifikasi Tanah di Indonesia

Jumat, 21/02/2020

Ilustrasi sertifikat tanah ( Foto: Ist/net)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kaltim Ingin Jadi Pelopor Sertifikasi Tanah di Indonesia

Jumat, 21/02/2020

logo

Ilustrasi sertifikat tanah ( Foto: Ist/net)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Pemerintah menargetkan sebelum tahun 2025 semua tanah di republik ini sudah tersertifikasi. Terkait hal itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi berharap, Bumi Etam menjadi pelopor. 

Saat ini baru 47 persen tanah di Kaltim dan Kaltara yang bersertifikat.  “Secara nasional, sudah ada 53 persen.  Ini perlu usaha luar biasa, karena banyak tanah yang tumpang tindih, bahkan ada sertifikat yang tanahnya tidak jelas,” ujar Hadi Kamis (20/2/2020) kemarin.

Persoalan-persoalan teknis terhadap percepatan pendaftaran tanah saat ini lebih mudah teratasi, dengan adanya data berbasis geospasial. “Mungkin dulu masalah pendataan tanah belum rapi, sekarang dengan adanya data geospasial bisa dirapikan. Harapan kami tahun 2025 selesai,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kaltim Asnaedi menuturkan, saat ini pemerintah mendorong percepatan proses pendaftaran tanah secara sistematis lengkap se-Indonesia.

Program ini, bahkan mendapat pendanaan dari World Bank atau Bank Dunia. “Konsentrasinya bagaimana melibatkan langsung masyarakat. Kami pakai namanya, PM (Partisipasi Masyarakat).  Jadi kita benar-benar melibatkan masyarakat,” kata Asnaedi.

Untuk program ini, BPN sekarang sedang memfokuskan kepada  masyarakat yang ada di pinggir kawasan hutan. Pasalnya, program didanai Bank Dunia ini tidak berhenti pada sertifikasi tanah saja.

“Apakah sertifikat itu memang bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat atau tidak. Nanti ada fasilitas pembinaan, bagaimana dia berdagang, bagaimana dia meningkatkan kualitas hidupnya. Jadi ada ekdukasi,” ungkapnya. 

Tahun ini, Kaltim menarget menyelesaikan sertifikasi kepada 30 ribu bidang tanah. Di mana program ini dibiayai oleh APBN. Sementara dari World Bank, BPN ditarget menyelesaikan sertifikasi untuk 130 ribu bidang lahan. “Jadi  total  130 ribu. Target kami 2024 sudah selesai semua, Kaltimtara.

Sekarang 47 persen sudah sertifikat. Jadi masih 53 persen yang belum. 53 persen itu kami bagi, dari 2020 sampai 2023, 2024,” tukasnya.

Untuk kendala nyaris sama di seluruh Indonesia yakni, pemilik tanah tidak ada di tempat ketika akan dilakukan proses pendaftaran. “Kami agak sulit untuk mendatanya, tapi kami tetap lakukan pengukuran tapi belum terbitkan sertifikat. Sambil nunggu yang punya,” ungkapnya.

Meski punya geografis yang terbilang sulit, Asnaedi mengaku tak ada kendala berarti. Bahkan, pihaknya lebih fokus ke daerah perbatasan supaya  bisa menjamin hak masyarakat dari pinggir sesuai Nawacita presiden.

“Ini gratis. Jadi, semua dibiayai oleh APBN dan World Bank. Memang boleh dilakukan pembayaran oleh masyarakat, Rp130 ribu untuk yang mengkoordinir itu, untuk membeli patok, dan lain-lain karena itu tidak dibiayai APBN,” ungkapnya. 

Memastikan tak ada penyalahgunaan wewenang, atau penyelewengan, BPN membuka pusat pengaduan. “Bisa ke website BPN, atau ke  lapor.com. Semua laporan kami tanggapi,” tutupnya. (*)


Penulis: */Rusdi

Editor: Aspian Nur

Kaltim Ingin Jadi Pelopor Sertifikasi Tanah di Indonesia

Jumat, 21/02/2020

Ilustrasi sertifikat tanah ( Foto: Ist/net)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.