Rabu, 22/04/2020

Perjuangan Kartini Samarinda Melawan Covid-19 Demi Kebutuhan Rumah Tangga

Rabu, 22/04/2020

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para Kartini abad 21. Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga adalah alasan utama mereka untuk terus berkegiatan. ( Foto: Meiliana/korankaltimcom))

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Perjuangan Kartini Samarinda Melawan Covid-19 Demi Kebutuhan Rumah Tangga

Rabu, 22/04/2020

logo

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para Kartini abad 21. Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga adalah alasan utama mereka untuk terus berkegiatan. ( Foto: Meiliana/korankaltimcom))

KORANKALTIM.COM – Sebagian wanita yang berposisi sebagai kepala rumah tangga berusaha bertahan dengan tetap menjalankan rutinitas pekerjaan sebagaimana mestinya. 

Kata menyerah tidak ada di dalam kamus mereka karena yang terpenting adalah bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kusuma Wati, yang berdagang warung makanan di samping Kelenteng Thien Gie Kong Samarinda mengakui betapa drastis pendapatan yang ia terima selama pandemi Covid-19 ini. Semenjak dirintis  20 tahun lalu, kondisi sekarang adalah yang terberat baginya.

“Sejak 2000, saat ini yang paling berat. Saya biasa habis sampai empat termos es penuh, kali ini habis satu termos saja sudah syukur. Pembeli sepi sekali, kira-kira setengahnya lah yang berkurang,” ujar Wati, Selasa (21/2/2020) kemarin.

Usahanya dibantu dua anaknya yang satu diantaranya yaitu si bungsu saat ini menempuh pendidikan S2 di Universitas Soedirman, Purwokerto. Meskipun, kondisi finansialnya tidak menentu dan hanya menggantungnya hidup dari pendapatan utama Rp500 ribu sebulan, dirinya bersyukur karena anaknya bisa mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan hingga S2.

“Awalnya memang sulit menyesuaikan, soalnya pendapatan dan pengeluaran modal belanja bahan pokok pas-pasan bahkan saya bisa sampai harus menomboki karena uang belanjanya kurang. Tetapi, apabila saya tidak berjualan, keluarga mau dikasih makan apa? Makanya saya tidak boleh diam saja, meski sekarang pendapatan bisa tidak ada sama sekali,” jelas Wati.

Di lain tempat, Erna yang juga merupakan kepala keluarga menggantungkan hidup dari berjualan lemang dan telur asin di pinggir Jl Imam Bonjol. Tahun ini adalah tahun ke-10 dirinya berprofesi sebagai penjual lemang sekaligus sebagai generasi keempat yang meneruskan usaha tersebut.

“Saya sih tawakal saja. Niat mencari rezeki juga sama-sama bagian dari ibadah, ditambah saya juga memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keempat anak angkat saya,” tutur Erna.

Erna mengungkapkan dirinya memiliki seorang anak kandung yang sudah berkeluarga dan saat ini tinggal bersama empat anak angkat yang sebelumnya merupakan yatim. Sudah merupakan tanggung jawabnya untuk memastikan segala kebutuhan dasar anak-anaknya terpenuhi. Apalagi di tengah situasi sekarang yang sempat membuat penjualan lemang menurun, dari 15 bambu atau 5 Kg menjadi 10 bambu atau 3 kg. Hal ini semakin mencambuk dirinya untuk berjualan lebih giat dan lebih awal.

Di lain sisi, sebagian perempuan lainnya dengan alasan kemanusiaan tetap melangsungkan kegiatannya di luar rumah demi membantu banyak orang yang terdampak langsung oleh Covid-19. Perempuan tersebut ialah Dina Wardana.

Dina Wardana yang merupakan warga dari Keluarahan Makroman menyediakan lapangan kerja menjahit ribuan masker untuk para perempuan yang tidak memiliki suami dan berdiri sebagai kepala keluarga di rumah mereka. Dirinya menuturkan tingginya angka perkawinan muda juga sejalan dengan angka perceraian dini. 

Dina yang juga seorang penjahit pun merekrut beberapa janda di sekitar rumahnya untuk bekerja di rumahnya karena permintaan masker yang tinggi membuatnya perlu memperkerjakan beberapa karyawan untuk membantunya menyediakan permintaan masker yang dipesan oleh beberapa pemilik olshop di Samarinda.

“Alhamdulillah permintaan masker meningkat, jadi sekalian saja saya memberdayakan teman-teman lainnya agar sama-sama bisa bertahan menghadapi krisis ekonomi Covid-19 yang tidak tahu sampai kapan akan berlangsung. Intinya sih memastikan teman-teman penjahit bisa mendapatkan uang untuk makan,” sebut Dina. (*)


Penulis: */Meiliyana

Editor: Aspian Nur

* Berita/artikel ini sudah terbit di Koran Kaltim edisi cetak tanggal 22 April 2020 

Perjuangan Kartini Samarinda Melawan Covid-19 Demi Kebutuhan Rumah Tangga

Rabu, 22/04/2020

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para Kartini abad 21. Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga adalah alasan utama mereka untuk terus berkegiatan. ( Foto: Meiliana/korankaltimcom))

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.