Kamis, 27/07/2017

Garam ‘Hilang’ di Pasaran

Kamis, 27/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Garam ‘Hilang’ di Pasaran

Kamis, 27/07/2017

logo

SAMARINDA – Kaltim mulai merasakan kelangkaan garam. Salah satu bumbu dapur ini mulai hiang di pasaran. Kalau pun ada harganya melambung. Perkilogram, bumbu masakan dengan rasa asin ini dijual Rp20 ribu/kg. Padahal harga normalnya, Rp13 ribu/kg.

Dari pantauan media ini di pasar tradisional di daerah, Kabupaten Kubar yang mengalami kelangkaan garam. Di sejumlah pasar tradisional di daerah itu lenyap. Pasokan dari Kota Samarinda sudah tak ada sejak tiga hari terakhir.

Lain lagi di Kota Balikpapan. Garam agak sulit didapat konsumen. Jika ada, harganya melambung.

Di Kubar, garam tak bisa didapat di pasar tradisional di Melak dan Barong tongkok. Empat pasar tradisional di daerah itu; Pasar Olah Bebaya Kecamatan Melak, Pasar Meleo Baru, Pasar Jaras, serta Pasar Swalas Gunaq Kecamatan Barong Tongkok. kelangkaan garam ini dikeluhkan para pedagang. Dari keterangan para pedagang, garan mulai menghilang dari pasaran sekitar tiga hari lalu.

“Sudah empat hari langka garam. Biasanya saya mendapat distribusi dari Samarinda. Tapi sudah tiga hari mobil ini tidak ada,” papar Jumariah (28) salah seorang pedagang sembako di Pasar Olah Bebaya Melak kepada Koran Kaltim, Kamis (27/7).

Jumariah  mengaku heran dengan kondisi itu. Padahal sejak beberapa hari belakangan heboh berita kelangkaan garam dikabarkan oleh media terjadi di Pulau Jawa. Tetapi hanya berselang tiga hari, di Kubar juga langka garam.

“Seharusnya pihak berwajib bertindak tegas, memeriksa semua gudang di Samarinda. Khawatir ini ada permainan menyembunyikan stok garam,” tegasnya.

Di Kota Balikpapan lain lagi kasusnya. Di Kota Minyak, garam dijual Rp20 ribu dari harga semula Rp13 ribu. Padahal keperluan akan garam meningkat, sayang stok di pasaran menipis.

Seorang pedagang garam di pasar tradisional, Lita mengaku dirinya hanya mampu menjual beberapa rak garam saja. “Harga normalnya Rp13 ribu per kg, sekarang sudah Rp20 ribu per kg,” katanya kemarin. Kelangkaan diakui baru kali ini terjadi karena gagal panen.

Lita mengatakan selama sepekan pemasok yang biasa mendistribusikan garam tidak muncul.

Terpisah Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, M Soufan menjelaskan sejak Bulan Juli kebutuhan garam sudah dikirim oleh distributor sebanyak 97 ton. Jumlah itu sudah berlebih menutupi keperluan garam di Kota Balikpapan hingga Agustus 2017. Kebutuhan garam Balikpapan dalam sebulan mencapai 54 ton. 

“Masyarakat tak perlu khawatir stok garam mencapai 97 ton yang ada di distributor,” katanya, Kamis (27/7).

Dia mengklaim gagal panennya gram di Pulau Jawa sejauh ini belum berdampak, namun pihaknya meminta pedagang untuk tidak menaikan harga garam ditengah kondisi kegagalan panen garam. “Kita imbau kepada pedagang untuk tidak menaikkan harga garam karena kondisinya masyarakat jyga membutuhkan bahan bumbu-bumbuan ini,” tambahnya.

Kelangkaan garam yang mulai terjadi di beberapa daerah di Kaltim mendapat respon dari DPRD Kaltim. Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Edy Kurniawan berjanji akan memanggil dinas terkait untuk mengatasi segera kelangkaan garam.

“Terkait kelangkaan kita akan melakukan rapat internal dan dalam waktu dekat kita panggil Disperindakop dan Dinas Kelautan dan Perikanan,” kata Edy, Kamis (27/7) kemarin.

Bagi Edy, kelangkaan garam terjadi banyak kemungkinannya, bisa jadi ada spekulan yang menyetok. “Untuk memastikan kelangkaan itu, kita akan memanggil dinas terkait. Dan minggu depan kita sudah ada jawaban, kenapa garam itu langka, dan bagaimana cara mengantisipasinya,” pungkasnya. (imr/din/sab)


Garam ‘Hilang’ di Pasaran

Kamis, 27/07/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.