Minggu, 30/07/2017

Belimbur, Mensucikan Diri Dipenghujung Pesta Adat Erau

Minggu, 30/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Belimbur, Mensucikan Diri Dipenghujung Pesta Adat Erau

Minggu, 30/07/2017

logo

TENGGARONG - Puncak Pesta Adat Erau berlangsung meriah serta suka cita. Ribuan masyarakat hadir dalam acara prosesi Mengulur/Melarung Naga dan Belimbur yang dipusatkan di Museum Mulawarman Kutai Kartanegara, Tenggarong, Minggu (30/7) kemarin.

Bupati Kukar Rita Widyasari menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kukar dan sekitarnya serta para tamu undangan dari luar negeri yang turut meramaikan pelaksanaan Erau sukses tahun ini.

Acara penutupan kali ini dihadiri Sri Sultan H. Aji Muhamad Salehudin dan jajaran kesultanan, unsur Muspika, perwakilan negara asing dan duta besar dari Negara Kepulauan Seychelles, Nico Barito.

“Mudah-mudahan acara Erau kita ini mendapatkan Ridho Allah SWT dan tanpa ada niat menduakan. Mengulur Naga merupakan puncak kegiatan Erau, tujuh hari dua buah replika naga telah bersemayam di Istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kemudian untuk dilarutkan ke Kutai Lama, Anggana,” katanya.

Rita menjelaskan, upacara Mengulur Naga telah menjadi ikon dari upacara Adat Erau yang dikenal luas, tidak hanya Kaltim tetapi juga secara nasional bahkan internasional.

“Festival ini telah dinobatkan sebagai festival terpopuler dari Menteri Pariwisata Indonesia tahun 2016 pada Anugerah Pesona Indonesia 2016,” jelasnya.

Prosesi Erau tahun ini menurut Rita menjadi kehormatan tersendiri bagi Kukar karena dihadiri oleh 19 duta besar negara-negara asing. “Ini luar biasa, karena biasanya duta besar hanya hadir pada acara-acara kepresidenan karena setiap duta besar itu mewakili negaranya dan setiap duta besar itu adalah kepercayaan presiden,” ungkapnya.

Upaya pemkab Kukar untuk menyelenggarakan festival kesenian rakyat internasional dalam rangka Erau Adat Kutai kata dia tidak lain tujuannya adalah untuk mengangkat upacara Adat Erau agar lebih dikenal masyarakat dunia.

“Supaya upacara adat luhur ini bisa lebih dikenal dunia dan menambah income serta membangkitkan ekonomi kerakyatan. Saya gembira ketika saya datang ke expo dan saya tanyakan langsung apakah banyak pengunjung yang datang dan Alhamdulillah banyak, setiap harinya kurang lebih 15 ribu pengunjung yang datang di Erau, begitu juga kunjungan ke Pulau Kumala, luar biasa sehingga perlu saya sampaikan target kita di Erau ini tercapai,” tegasnya.

Setelah Mengulur Naga, puncak Erau dilanjutkan prosesi belimbur. Prosesi memiliki makna yakni pembersihan diri atau pensucian diri. Rita berharap tradisi ini bisa terus dilestarikan.

“Mengulur naga menjadi moment spesial bagi seluruh masyarakat, selain bisa langsung disaksikan prosesinya, prosesi belimbur juga memiliki makna pembersihan diri dari pengaruh jahat dan prosesi ini juga dapat diikuti oleh masyarakat secara langsung,” harapnya.

“Ingat belimbur itu ada niatnya, sejak jaman dulu berabad silam, kesultanan menyampaikan belimbur itu bukan hanya siram-siraman tapi juga harus ada niat kira mensucikan diri. Kalau saya dan jajaran saya meyakini kalau kita punya niat setiap acara belimbur itu biasanya terkabul. Saya dulu pernah niat pada 2011 agar kukar bisa meraih WTP dan Alhamdulillah niat itu terkabul,” tambah Rita.

Pada belimbur tahun ini Rita mengaku memiliki niat menjadi Gubernur Kaltim 2018.

Perwakilan dari kesultanan sekaligus koordinator upacara sakral H. Aji Pangeran Pueger menuturkan acara Erau yang diselerenggrakan selama sepekan ini tetap menghormati budaya Islami. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan selama Erau ketika memasuki Kamis malam.

“Malam Jumat misalnya ada acara sakralnya di kesultanan, kita pusatkan pada acara berjanji. Karena kita tidak boleh meninggalkan budaya Islam kita, tetap kita hargai. Makanya di malam Jumat tidak ada kegiatan hanya terfokus pada pembacaan berjanji saja,” tuturnya

Sementara itu Nico Barito dalam sambutannya menyampaikan, Kukar sangat bisa mencontoh Negara Seychelles mencapai keberhasilannya meningkatkan sektor pariwisata skala internasional.

“Seychelles telah berkerjasama dengan Kalimantan Timur juga Kutai Kartanaegara di sektor wisata eko budaya. Saya percaya dan saat ini sudah kita pacu di wisata eko budaya dan kita akan terus membangun wisata kearifan lokal,” ucapnya.

Menurut Nico pembangunan pariwisata merupakan pembangunan ekonomi masyarakat dan bukan pembangunan ekonomi kapitalis. “Kalau hanya bicara investor, bicara infrastruktur tidak ada selesainya. Masyarakat harus berperan dalam pembangunan pariwisata,” ujar Nico. (*hei)


Belimbur, Mensucikan Diri Dipenghujung Pesta Adat Erau

Minggu, 30/07/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.