Selasa, 29/08/2017

Jatah Makan Habis, Jamaah Haji Antre di Restoran Khas Indonesia

Selasa, 29/08/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Jatah Makan Habis, Jamaah Haji Antre di Restoran Khas Indonesia

Selasa, 29/08/2017

TANA PASER – Aktivitas jamaah haji asal Kabupaten Paser di Tanah Suci kini bertambah. Mereka harus rela antre untuk mendapatkan makanan. Pemandangan di salah satu rumah makan khas Indonesia ramai di kunjungi jamaah menyusul jatah makan mereka dari pemerintah sudah habis. Jadi, mau tak mau mereka harus membeli sendiri untuk memenuhi keperluan makan.

Para jamaah tak bisa menyiasati memasak. Di hotel tempat mereka menginap, terang-terangan memasang stiker larangan memask di hotel. Jalan satu-satunya adalah membeli. Beruntung rumah makan khas Indonesia berada tak jauh dari tempat jamaah asal Kabupaten Paser menginap.

“Jumlah rumah makan yang menjual makanan yang sesuai selera kita ada di dekat hotel cuma satu. Jadi, kami antre untuk mendapatkan makanan walau sampai 45 menit lamanya,” ungkap salah satu Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Kloter 10, Aripin.

Aripin mengatakan meski jatah makan sudah habis dan larangan memasak tidak sampai membuat jamaah kelaparan. “Tidak benar kalau ada jamaah yang sampai kelaparan. Semua baik-baik saja,” ucap Aripin. Jamaah haji Kloter 10 menginap di Hotel Al Keswah Towers. Selain jamaah asal Paser ada juga jamaah haji asal Berau dan Balikpapan.

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Paser, H Mohlis melalui Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Khairani menyampaikan jatah makan para jemaah memang tidak ditanggung penuh selama berada di Tanah Suci. Dari 40 hari pelaksanaan haji, hanya 27 hari saja yang ditanggung. 

“Jadi jatah makan jamaah itu, 9 hari atau sebanyak 18 kali jatah makan di Madinah, 13 hari atau 26 kali di Makkah dan 5 hari atau 10 kali di Armina (Arafah, Musdalifah dan Mina), dijatah makan siang dan makan malam,” ungkapnya, Senin (28/8).

“Jatah makan ini, sudah ketentuan Kemenag. Se-Indonesia sama,” sebutnya.

Menutupi sisa hari yang tidak ada jatah makan pemerintah menyiapkan Living Cost, dengan estimasi biaya hidup per orang per hari di Tanah Suci.

“Jamaah dibekali uang Living Cost, 1.500 Riyal per jamaah, meski tidak ada jatah makan, jamaah bisa menggunakan uang itu beli makan,” paparnya.

Dijelaskan, sebenarnya 1.500 Riyal sudah cukup untuk biaya makan selama 40 hari. Uang itu terdiri dari pecahan hingga 500 Riyal. Jika dikalkulasikan dengan nilai rupiah, tiap jemaah pegang uang sebesar Rp4.500.000. (sur)

Jatah Makan Habis, Jamaah Haji Antre di Restoran Khas Indonesia

Selasa, 29/08/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.