Selasa, 23/04/2019

Akibat Berselisih dengan Presiden, PM Sri Lanka Tak Terima Info Peringatan Bom

Selasa, 23/04/2019

Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

0

Akibat Berselisih dengan Presiden, PM Sri Lanka Tak Terima Info Peringatan Bom

Selasa, 23/04/2019

logo

Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

KORANKALTIM.COM, COLOMBO- Ledakan bom mengguncang sejumlah titik di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019), tepat pada puncak perayaan Paskah. 

Ledakan ini sebenarnya sudah dideteksi menyusul adanya laporan dari badan intelijen asing kepada penegak hukum setempat.

Laporan yang kemudian beredar di pejabat keamanan itu muncul pada 11 April, atau 10 hari sebelum ledakan bom yang terjadi di delapan titik, dan menewaskan 290 orang.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyatakan investigasi bakal dilakukan untuk mendapat penjelasan bagaimana keamanan tidak menindaklanjuti laporan itu.

"Kami harus mendapat penjelasan mengapa tidak ada penanganan. Baik saya maupun menteri saya tak diberi tahu," kata Wickremesinghe dilansir Daily Mirror Senin (22/4/2019) dikutip dari kompas.com.

Ucapan Wickremesinghe nampak senada dengan Menteri Telekomunikasi Harin Fernando yang mengunggah surat itu di Twitter seraya menyerukan adanya penindakan tegas.

Ucapan Wickremesinghe menuai respons dari juru bicara kabinet Rajitha Senaratne. Dia memberikan alasan mengapa sang PM tidak mendapat informasi mengenai laporan tersebut.

Diwartakan BBC, Senaratne menuturkan Wickremesinghe tidak menerima perkembangan mengenai situasi keamanan sebagai buntut perselisihan dengan Presiden Maithripala Sirisena.

Pada Oktober 2018, Sirisena memecat Wickremesinghe dan seluruh jajaran menterinya dan mencoba melantik PM baru yang berujung kepada krisis konstitusional.

Di tengah tekanan mahkamah agung Sri Lanka, Sirisena kemudian melantik kembali Wickremesinghe. Namun, sang PM tetap dikeluarkan dari lingkaran pembahasan keamanan.

Senaratne menjelaskan, peringatan akan adanya rencana serangan bom telah mengemuka pada awal April. Media Sri Lanka mengabarkan, peringatan itu berasal dari intelijen India dan Amerika Serikat (AS).

Peringatan itu telah diterima pada 4 April. Tujuh hari kemudian, kepala polisi langsung menyebarkan memo berisi laporan tersebut kepada sejumlah divisi keamanan.

Tidak dijelaskan apakah Sirisena sudah mengetahui peringatan itu. "Pemahaman kami adalah laporan itu sudah beredar di kalangan militer dan polisi," kata penasihat presiden, Shiral Lakthilaka.

Serangan dilaporkan dieksekusi oleh National Thowheeth Jamaath (NJT), kelompok ekstremis yang diduga berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Menteri Perencanaan Kota Rauff Hakeem mengatakan insiden itu adalah sebuah kegagalan kolosal intelijen. "Ini memalukan bagi kami. Sangat memalukan," keluh dia.(*)

Akibat Berselisih dengan Presiden, PM Sri Lanka Tak Terima Info Peringatan Bom

Selasa, 23/04/2019

Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

Berita Terkait

Berita Pilihan


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.