Rabu, 15/05/2019

Militer Rezim Maduro Kepung Gedung Parlemen yang Dikuasai Oposisi

Rabu, 15/05/2019

Ilustrasi militer Venezuela. (AP Photo/Boris Vergara

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

0

Militer Rezim Maduro Kepung Gedung Parlemen yang Dikuasai Oposisi

Rabu, 15/05/2019

logo

Ilustrasi militer Venezuela. (AP Photo/Boris Vergara

KORANKALTIM.COM,JAKARTA-- Konflik politik di Venezuela terus memanas menyusul tuduhan pemimpin oposisi sekaligus ketua Majelis Nasional atau parlemen Venezuela, Juan Guaido, bahwa pemerintahan Presiden Nicolas Maduro memblokade kantornya untuk "membungkam" para penentang.

Guaido, yang juga telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, mengatakan pasukan keamanan rezim Maduro menghalangi sejumlah anggota Majelis Nasional untuk memasuki gedung.

Ia mengatakan kantornya telah "diduduki secara militer" oleh pasukan keamanan termasuk Garda Nasional dan badan intelijen SEBIN. Kedua pasukan itu selama ini dikenal sebagai "pasukan yang brutal, tapi tidak meyakinkan."

Seorang anggota parlemen, Manuela Bolivar, menuturkan "pasukan keamanan menggunakan alasan bahwa ada alat peledak di dalam Majelis Nasional."

Blokade ini dikabarkan terjadi ketika Majelis Nasional berencana menggelar rapat untuk mendiskusikan tuntutan Mahkamah Agung terhadap sejumlah anggota parlemen yang mendukung demonstrasi oposisi pada 1 Mei lalu. 

Mahkamah Agung, yang berada di kubu Maduro, juga telah mencabut kekebalan hukum 14 anggota Majelis Nasional akibat terlibat demonstrasi besar-besar untuk menuntut pergantian rezim itu.

Majelis Nasional merupakan satu-satunya institusi pemerintah Venezuela yang dikuasai oposisi. Guaido menganggap Majelis Nasional sebagai satu-satunya "badan sah yang diakui di seluruh dunia."

Ia memastikan blokade tersebut hanya bersifat sementara dan tidak akan menghalangi pertemuan Majelis Nasional.

"Besok kami akan berada di sini untuk menggelar sesi rapat lagi. Kami akan berkumpul kembali dan membiarkan rezim memutuskan apakah ingin melanjutkan tindakannya yang berarti bunuh diri secara politik," kata Guaido seperti dikutip AFP dan dilansir dari CNNindonesia.

Aparat keamanan terus meluncurkan tindakan keras terhadap oposisi setelah Guaido menggagas demo "pemberontakan" pada 1 Mei lalu. 

Politikus 35 tahun itu mendapat dukungan dari sejumlah anggota militer yang membelot dari Maduro dalam protes yang berakhir ricuh di beberapa kota itu.

Sebanyak lima orang tewas dan lebih dari 200 orang ditangkap akibat demonstrasi tersebut. Wakil Ketua Majelis Nasional, Edgar Zambrano, juga ditangkap SEBIN karena dituduh melakukan "pengkhianatan, konsprirasi, dan pemberontakan sipil."

Sementara itu, sejumlah anggota parlemen lainnya dilaporkan masih berlindung di misi diplomatik negara asing yang berada di Venezuela. (*)

Militer Rezim Maduro Kepung Gedung Parlemen yang Dikuasai Oposisi

Rabu, 15/05/2019

Ilustrasi militer Venezuela. (AP Photo/Boris Vergara

Berita Terkait

Berita Pilihan


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.